Mengenal Istilah Kepenulisan di Zaman Now

Istilah Kepenulisan


Hai halo sobat Bundamami... Masih semangat membaca bahasan tentang dunia literasi? Jika beberapa minggu lalu saya banyak membahas tentang penyuntingan, copyeditor, dan review buku. Maka, minggu ini saya akan membahas tentang beberapa istilah dalam dunia kepenulisan zaman now



Dunia Literasi Zaman Now

Kenapa harus zaman now? Memangnya istilah-istilah literasi di sini berubah seiring waktu? Berubah-ubah banget sih enggak terlalu, ya. Cuma memang ada beberapa istilah kepenulisan yang sekarang makin nge-hits di masyarakat.


Istilah dalam bidang kepenulisan ini penting banget dipahami jika kalian memutuskan untuk menggeluti dunia literasi, misalnya menjadi penulis/editor, untuk mengenal profesi copyeditor, copywriter, dll.


Sebelum ikut menggunakan istilah-istilah tersebut, tentunya kalian harus tahu lebih dulu tentang makna dan cara penggunaannya, kan. Yuk, lanjut kita baca beberapa istilah dalam dunia kepenulisan di zaman now.


Memahami Istilah Kepenulisan agar Proses Menulis Lancar


1. Genre Penulisan (Writing Genre)

Genre merupakan istilah serapan dari bahasa asing, yang maknanya berupa jenis atau ragam untuk mengelompokkan karya sastra/tulisan ke dalam kategori tertentu. Jadi, genre ini ibaratnya laci-laci pada kontainer plastik. Fungsinya untuk mengelompokkan berbagai tema tulisan. 


Genre penulisan biasanya dibedakan menjadi 2 kelas besar, yakni fiksi dan nonfiksi. Kategori fiksi : horor, romance, komedi, thriller, fantasi, science-fiction, fiksi historis, dll. Sementara itu, untuk kategori nonfiksi : masih seputar karya tulis ilmiah, esai, artikel, tips, catatan sejarah, dll. Di tulisan selanjutnya, saya akan menjelaskan lebih detail tentang ciri khas masing-masing kategori tadi. 



2. Gaya dan Tone Penulisan (Writing Style and Tone)

Setiap penulis pasti memiliki ciri khas/gaya penulisan tersendiri. Gaya penulisan ini biasanya unik, terlepas itu memang gaya asli penulis tersebut atau hasil benchmarking si penulis dengan penulis lain yang menjadi idolanya. 


Gaya penulisan mencakup beberapa jenis, misalnya formal, ilmiah, kreatif, informal, dll. Gaya penulisan ini juga dapat menyiratkan tone of writing yang dipakai penulis.


Tone penulisan (tone of writing) merupakan sikap penulis terhadap tema yang sedang dibahas, bisa saja serius, ilmiah, formal, maupun santai dan lebih bebas kreatif, tergantung pada segmentasi pembacanya.



3. Struktur dan Tata Bahasa (Writing Structure and Grammar)

Struktur di sini menunjukkan ciri khas sesuai genre yang sedang dibahas. Setiap genre dan subkategori memiliki struktur dan tata bahasa tersendiri yang sudah baku digunakan dalam setiap jenis karya tulisan. 


Tata bahasa sangat memengaruhi bentuk sebuah tulisan. Dalam genre fiksi, biasanya kita dapat menggunakan tata bahasa dan ejaan yang lebih bebas sekreatif mungkin. Berbeda dengan tulisan bergenre nonfiksi yang lebih serius, tata bahasa pun harus mengikuti sesuai dengan aturan baku yang berlaku. 



4. Swasunting (Self Editing)

Swasunting ini merupakan salah satu proses/tahap yang harus dilakukan oleh seorang penulis, sebelum mengirim karya tulisnya ke pihak lain, seperti penerbit, redaktur media massa, maupun editor. Kalau sudah ada editor dan copyeditor, kenapa penulis harus capek melakukan swasunting?


Eiitss... Proses swasunting ini cukup penting dalam dunia kepenulisan karena swasunting dapat meningkatkan kredibilitas dan kualitas seorang penulis di mata pihak lain. Tentunya kalian ingin dikenal sebagai penulis yang berkualitas tinggi dengan hasil tulisan yang rapi serta sesuai aturan penulisan, kan?


Istilah Penting dalam Kepenulisan


Penutup

Nah, itulah keempat istilah yang banyak digunakan dalam dunia kepenulisan di zaman now. Kalian, mau tahu istilah kepenulisan apa lagi? Share opini kalian di kolom komentar, ya. Thanks for reading!




 







Tutorial Membuat Review Buku yang Menarik

Review Buku yang Menarik dan Natural


Review buku merupakan salah satu hasil dari kegiatan literasi yang banyak dicari oleh para pecinta buku. Review buku merupakan kegiatan meringkas sekaligus mengupas tuntas dan menilai sebuah buku dari segi tampilan, isi, maupun pesan yang disampaikan.


Di artikel saya yang berjudul Perbedaan Resume Resensi dan Review Buku, saya menceritakan sekilas perbedaan ketiganya dari segi pengertian serta prosesnya. Kegiatan review buku ini sangat bermanfaat karena dapat membantu banyak orang, terutama para pecinta buku, untuk memutuskan buku mana yang layak dibeli dan dibaca. 



Review Buku yang Menarik dan Natural

Review buku yang banyak dicari pembaca biasanya yang menarik dan natural. Natural di sini maksudnya jujur apa adanya dan tidak melebih-lebihkan, bukan iklan banget, gitu. Menarik, maksudnya lebih ke komponen isi yang lengkap dan detail, tetapi tidak banyak memberi spoiler dan juga tidak membosankan. 


Nah, untuk membuat review buku yang menarik dan natural, ada cara/tahapan yang harus dilalui. Berikut ini tahap membuat review buku yang menarik, yaitu:


Tutorial Membuat Review Buku
6 Tahap Tutorial Membuat Review Buku yang Menarik dan Natural


A. Tuliskan Identitas Buku

Identitas buku penting untuk disampaikan di awal secara komplit. Hal ini agar pembaca ada gambaran awal, buku apa yang sedang dibahas. 


Identitas buku ini meliputi:

  1. Judul buku.
  2. Nama penulis beserta profilnya.
  3. Nama penerbit dan tahun terbitnya.
  4. Nomor ISBN/QRCBN.
  5. Genre/tema buku.
  6. Jumlah halaman.
  7. Harga buku.


Setelah pembaca mengenal buku tersebut dari identitasnya, maka pembaca akan semakin tertarik untuk membaca review buku tersebut lebih lanjut. Setidaknya, pembaca ada gambaran sekilas tentang buku tersebut.



B. Cek Daftar Isi dan Blurb/Sinopsis

Daftar isi dan blurb/sinopsis ini dua hal penting yang biasanya saya cek ketika pertama kali memegang buku baru. Biasanya, ketika pertama kali melihat buku baru, saya melihat desain kover dan judulnya, apakah membuat saya tertarik atau tidak.


Setelah tertarik pada desain kover dan judulnya, maka saya mulai membaca kover bagian belakang yang biasanya berisi blurb/sinopsis. Jika blurb/sinopsis ini pun membuat saya tertarik dan penasaran, maka selanjutnya saya akan membuka halaman daftar isi.


Daftar isi seolah menggambarkan secara sekilas, apa yang akan kita dapatkan dan kita temui di dalam buku tersebut. Dari judul Bab yang tertera di daftar isi ini, pembaca dapat membayangkan kira-kira semenarik apa buku ini untuk dibaca. 



C. Membaca Kritis Isi Buku

Tahap ketiga ini saya sebut membaca kritis karena saat proses membaca, saya tidak sekadar membaca kemudian selesai dan melupakannya. Namun, saya berusaha untuk mengkritisi beberapa hal yang saya temui di dalam buku. 


Sambil membaca, biasanya saya akan menyiapkan kertas kecil/sticky note dan alat tulis. Alat tulis ini nantinya saya gunakan untuk mencatat dan menandai hal-hal penting yang akan menjadi highlight dalam review buku yang akan dibuat. 


Di tahap ini juga biasanya saya mulai merancang resume singkat tentang isi buku. Namun, perlu diingat bahwa resume singkat ini tidak boleh mengandung spoiler dan harus membuat pembaca penasaran untuk membaca bukunya langsung. 


 

D. Catat Kekurangan dan Kelebihan Buku

Dalam catatan saya pada proses ketiga di atas, biasanya meliputi hal-hal yang saya anggap kekurangan dan kelebihan buku. Termasuk juga keunikan dan hal-hal yang secara subjektif saya sukai dan tidak disukai. 


Di tahap keempat ini, kalian juga dapat membandingkan buku yang di-review tersebut dengan buku lain yang serupa, misalnya dari segi genre/tema, dll. Proses ini semacam benchmarking, yang nantinya dapat memperkaya sudut pandang hasil review yang kalian tulis. 



E. Ceritakan Teknik dan Gaya Penulisan

Di sini biasanya saya akan mengamati bagaimana teknik penulis menyajikan isi buku. Alur, setting, gaya penulisan, dan bahkan tata letak, juga tak luput dari pengamatan dan saya ceritakan dalam review buku.


Dalam membuat tahap kelima ini, saya berusaha menyelami pola pikir penulis dan menebak apa yang ingin disampaikan oleh penulis melalui bukunya. Di bagian ini pula saya menambahkan opini pribadi dan mengulas hal-hal yang menonjol dari isi buku. 



F. Beri Penilaian dan Rekomendasi

Nah, inilah tahap akhir dalam proses membuat review buku, yaitu penilaian dan rekomendasi. Bagian akhir ini nantinya melahirkan kesimpulan tentang buku tersebut. 


Beri penilaian yang menurut kalian pantas disematkan untuk buku tersebut. Kalian bisa menggunakan sistem bintang, seperti kebanyakan aplikasi zaman now untuk melakukan survei kepuasan konsumennya. 


Kalian juga bisa membandingkan antara harga jual dengan manfaat yang dapat diperoleh dari membaca buku tersebut. Kira-kira sepadan atau tidak. Apakah buku tersebut layak untuk segera dibeli dan dibaca atau tidak.


Penilaian di sini tentunya subjektif menurut kalian sebagai pembaca, ya. Kalian juga bisa berbagi pengalaman yang benar-benar kalian rasakan sesaat dan setelah membaca buku tersebut.


Jika ada hal yang harus diperbaiki pada buku tersebut, maka kita dapat memberi kritik dan saran bagi penulis atau penerbit. Harapannya, jika di waktu mendatang buku tersebut laris manis di pasaran dan mencapai cetak ulang, maka kritik dan saran dari kalian dapat membantu buku tersebut agar tampil makin sempurna di cetakan selanjutnya.


Selain kritik dan saran, kalian juga dapat merekomendasikan segmentasi pembaca yang sesuai untuk buku tersebut. Siapa saja orang yang kira-kira butuh membaca buku tersebut. 


Review Buku sebagai Media Promosi
Review buku dapat menjadi salah satu media promosi


Kesimpulan

Nah, itulah 6 tahap untuk membuat review buku yang menarik, natural, dan banyak dicari pembaca. Jika kalian pegiat literasi dan kutu buku banget nih, pasti kalian enjoy membuat review buku, yang nantinya dapat membantu banyak pembaca lain untuk menentukan pilihan buku apa yang akan dibaca selanjutnya. 


By the way, kalian sudah pernah membuat review buku apa saja? Ceritakan di komen, yuk!


Perbedaan Resume, Resensi, dan Review Buku

Perbedaan Resume Resensi Review


Kalau kalian pecinta buku, maka pasti sudah tidak asing dengan aktivitas satu ini, yaitu membaca buku. Dari aktivitas membaca buku, maka akan muncul 3 kegiatan literasi turunannya yang serupa tapi tak sama, yaitu resume buku, resensi buku, dan review buku. Apa perbedaan ketiganya? Let's check this out!



Resume Buku

Resume buku dapat diartikan sebagai kegiatan merangkum/meringkas isi buku. Tujuannya untuk mendapatkan poin penting atau intisari dari buku tersebut. 


Hal yang tidak boleh dilakukan dalam kegiatan resume buku adalah memberi pendapat/opini pribadi terhadap isi buku tersebut. Tugas kita hanya meringkas/merangkum, tanpa perlu menilai/mengomentari. Isi resume adalah murni dari buku tersebut, bukan dari opini kita.


Cara Membuat Resume Buku
(sumber : Canva Pro)

Untuk membuat resume buku, kita butuh buku bacaan yang akan diringkas, kemudian alat tulis (termasuk sticky note juga) untuk menandai bagian-bagian penting dalam buku yang akan diambil sebagai poin utama/gagasan utama dari tiap bab buku tersebut. Kemudian susunlah poin penting dalam tiap Bab buku menjadi rangkaian kalimat-kalimat efektif yang mudah dipahami pembaca.



Resensi Buku

Resensi buku merupakan kegiatan menilai, mengevaluasi, atau menimbang sebuah buku dari segi kelebihan dan kekurangan, serta poin penting lainnya. Resensi buku biasanya dilakukan oleh kritikus atau ahli di bidang yang relevan dengan isi buku. 


Dalam resensi buku, kita harus mengupas dan menilai lebih mendalam secara objektif berdasarkan kualitas asli buku. Resensi buku tidak merangkum/meringkas isi buku, hanya menilai kualitas bukunya. 


Fokus pendekatan resensi buku untuk menggali lebih mendalam tentang tema, isi, dan pesan yang ingin disampaikan oleh buku tersebut. 


(sumber : Canva Pro)



Review Buku

Review buku merupakan tulisan yang paling dicari oleh para kutu buku. Terutama setelah menyelesaikan bacaan 1 buku dan saatnya beralih mencari buku lain, biasanya pembaca akan mulai mencari-cari review buku yang menarik. Salah satu contohnya, review buku yang berjudul Agar Suami Tak Mendua.


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), review atau dalam bahasa Indonesia yang baku disebut reviu merupakan kupasan, tafsiran, komentar, dan penilaian atas sebuah karya. Dalam hal ini saya khususkan pada karya yang berupa buku. 


Jadi, review buku di sini dapat diartikan sebagai kegiatan meringkas sekaligus mengupas tuntas dan menilai sebuah buku, berdasarkan pengalaman pembaca sendiri. Muara dari kegiatan review buku ini nantinya muncul sebagai rekomendasi tentang buku tersebut, layak atau tidak untuk dibeli dan dibaca. Contoh review buku yang pernah saya posting sebelumnya di blog ini adalah review novel Perempuan Penyulam Sabar


Review buku sifatnya lebih subjektif karena terpengaruh oleh preferensi masing-masing orang yang me-review. Review buku lebih mengedepankan pengalaman pembaca atau kepuasan pembaca setelah membaca buku tersebut. 



Penutup

Nah, itulah perbedaan antara resume buku, resensi buku, dan review buku. Setelah ini, jangan salah sebut lagi, ya. By the way, di tulisan selanjutnya, saya akan membahas tuntas tentang cara membuat review buku yang menarik dan digemari pembaca. Stay tuned di blog ini, ya! 



Cara Membuat Artikel SEO Friendly ala Bundamami

Cara Membuat Artikel SEO Friendly ala Bundamami


Apa sih artikel SEO Friendly itu? Kalau sepengetahuan Bundamami nih, artikel SEO Friendly itu artikel yang memenuhi kaidah dan parameter SEO. 


Bagaimana cara membuat artikel yang SEO Friendly? Kenapa kita harus capek-capek membuat artikel yang SEO Friendly? Yuk, lanjut baca sampai selesai. 



Artikel SEO Friendly 

Alasan membuat artikel yang SEO Friendly itu karena artikel yang SEO Friendly biasanya mendapat perhatian khusus dari Google. Hal ini akan membuat artikel tersebut sukses nangkring di posisi teratas SERP (Search Engine Result Page atau bahasa gampangnya, halaman hasil pencarian). Namun, harus dipahami juga, bahwa tujuan kita membuat artikel itu untuk dibaca oleh manusia atau dibaca oleh robot Google? 


Tentunya ingin dibaca manusia, dong. Jika ingin artikel kita banyak dibaca manusia dan memberi manfaat pada sesama, maka buatlah artikel yang memang layak untuk dibaca manusia, tanpa mengesampingkan parameter SEO, sekaligus memudahkan robot Google untuk melalukan crawling di blog kita. 


Sebelum membahas lebih jauh, disclaimer dulu nih, ya. Di judul jelas tertulis 'ala Bundamami' kan. Jadi, semua info ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Bundamami selama ini. Bundamami bukan SEO Expertise dan bukan ahli atau praktisi blog. Kalau seandainya ada hal yang kurang pas atau salah, mohon Bundamami diberi tahu, agar bisa belajar lebih banyak lagi di waktu mendatang. Yuk, lanjut!


Parameter Content SEO Friendly
Beberapa Parameter Seputar SEO


Ilmu dari Komunitas

Dulu, di awal Bundamami bikin blog juga sekadar tahu menulis saja, sih. Bundamami enggak paham SEO, enggak paham cara membuat tulisan kita muncul di posisi teratas SERP, apalagi tentang coding-an html di blog, Bundamami blasss enggak paham.


Namun, seiring berjalannya waktu, Alhamdulillah banyak sekali ilmu tentang blog dan SEO yang Bundamami dapatkan dari teman-teman di komunitas. Itulah salah satu keuntungan mengikuti komunitas. 


Komunitas blogger yang Bundamami ikuti adalah BRT. Komunitas BRT sangat berjasa dalam perjalanan Bundamami sebagai blogger. Salah satunya melalui kelas gratis BRT yang menebar banyak ilmu dan manfaat, serta melalui job dari BRT yang menghasilkan banyak cuan buat para blogger. Ilmu penting tentang Google Analytics dan Google Search Console pun Bundamami dapatkan dari kelas gratis BRT ini.


Nah, di bulan Januari 2024, BRT mengadakan kelas gratis bertajuk "BRT Growth Organic Class". Di kelas ini Bundamami merasa tertantang untuk konsisten rutin seminggu 2x membuat artikel-artikel organik, yang tentunya SEO Friendly. 


Di kelas ini pula Bundamami belajar cara membangun Topic Authority dan Topic Cluster, untuk merencanakan artikel yang akan Bundamami buat dalam 3 bulan ke depan. O iya, dulu Bundamami juga pernah belajar mengenai Blog Plan, ya dari kelas gratis BRT juga. Jadi, sekarang tidak ada lagi alasan untuk absen mengisi blog karena tidak ada ide menulis artikel, kan. Semua sudah tertuang di blog plan dan topic cluster yang Bundamami buat.


Selain itu, Kelas Blogger BRTNetwork ini membuat Bundamami berasa makin melek SEO On Page dan secara bertahap mulai menerapkan parameter SEO, agar artikel yang dihasilkan lebih berkualitas. Kelas ini makin menarik dan full ilmu bermanfaat karena digawangi oleh 2 orang coach yang mumpuni di bidang SEO serta blog, yaitu Kak Monica Anggen dan Kak Punto Wicaksono. Makasih banget Kak Monic dan Kak Pewe.


Sedangkal pengetahuan Bundamami tentang SEO nih, artikel yang disukai Google biasanya yang memiliki ciri-ciri, di antaranya:

  • Artikel Bermanfaat.
  • Menginspirasi.
  • Memberi Solusi.
  • Menambah Pengetahuan.
  • Isi Materi Berkualitas dan sesuai dengan EEAT (tentang EEAT ini akan dibahas di artikel Bundamami yang lain).



Parameter Content SEO Friendly

Nah, ketika sudah tahu artikel yang disukai Google, selanjutnya kita bahas tentang cara untuk membuat artikelnya. Selain disukai Google dan bermanfaat untuk pembaca, artikel tersebut juga harus sesuai dengan parameter SEO. Beberapa parameter SEO yang bisa kita terapkan, agar artikel yang dihasilkan SEO Friendly, yaitu: 


Parameter Artikel SEO Friendly
Parameter SEO yang dibahas dalam BRT Growth Organic Class


1. Kata Kunci (Keyword)

Kata kunci ini faktor utama yang harus kita pikirkan ketika akan membuat artikel. Tentukan kata kunci utama maupun kata kunci turunan yang dapat menggiring pembaca untuk menemukan tulisan di blog kita.


Kita dapat menentukan kata kunci yang tepat melalui pencarian search volume, user intents target audience, keyword difficulty, dan sebagainya. Di mana kita bisa mencari semua itu? Gunakan tools semacam Semrush, Ahrefs, Moz, Google Keyword Planner, dll. 


Semua tools ini hanya semacam alat bantu, ya. Ada yang premium berbayar, ada pula yang gratis. Namun, jangan bergantung sepenuhnya pada kehadiran tools. Keterampilan dan ketajaman analisis kita sebagai penulis inilah yang juga menentukan kesuksesan untuk mendapat kata kunci yang tepat. 


Kata kunci yang tepat juga dapat kita temukan di fitur bawaan Google, yaitu People Also Ask. Di sinilah kita dapat menemukan banyak variasi kata kunci yang dapat dipadupadankan, antara short tail keyword dan long tail keyword, agar artikel yang kita hasilkan semakin komplit dan memenuhi ekspektasi pembaca. 


Pastikan jumlah kata kunci benar-benar pas. Tidak kurang dan tidak lebih. Ketika kita terlalu banyak mengulang kata kunci, maka Google mengenalinya seperti spam artikel iklan yang tidak wajar, bukan artikel organik.


Di mana saja posisi strategis untuk meletakkan kata kunci? Kata kunci utama dan kata kunci turunan dapat kita sebar secara seimbang di 6 bagian artikel, contohnya di posisi:

  • Judul.
  • Paragraf pertama.
  • Heading.
  • Alt image.
  • Metadescription.
  • URL.


2. Struktur Artikel (Article Structure)

Struktur artikel yang memenuhi parameter SEO merupakan artikel yang dapat dibaca secara cepat oleh manusia maupun robot Google. Lalu, bagaimana agar artikel bisa dibaca secara cepat? Maka:

  • Gunakan struktur listicle. Struktur listicle ini maksudnya dibuat seperti daftar perincian yang berisi penjelasan pendek. Bukan artikel dengan paragraf panjang seperti novel atau jurnal ilmiah, ya.
  • Gunakan kalimat efektif. Dalam satu paragraf maksimal berisi 2-3 kalimat efektif. Kalimat efektif ini merupakan kalimat singkat, padat, dan jelas mudah dipahami. Penjelasan lebih lanjut silakan baca di artikel Kalimat Efektif ini, ya. 
  • Gunakan heading yang tepat menggambarkan isi paragraf di bawahnya.
  • Buatlah artikel dengan panjang minimal 750 kata. Jangan terlalu pendek dan jangan terlalu panjang juga. 


3. Judul (Headline)

Judul yang memenuhi parameter SEO adalah judul yang berisi kata kunci utama, singkat padat jelas (<65 huruf). Selain judul, metatitle sebaiknya juga dibuat sekitar 50-60 karakter, agar tidak terpotong ketika muncul di SERP. 


Judul yang menarik, membuat penasaran, dan benar-benar menggambarkan isi tulisan (bukan PHP/Pemberi Harapan Palsu) itu sangat disarankan untuk memenuhi parameter SEO. Jadi, buatlah judul yang original sesuai ketentuan di atas, ya. Jangan seperti portal berita abal-abal yang inginnya viral dan sensasional saja, tapi isinya zonk. 


4. Optimasi URL (URL Optimization)

Optimasi URL di sini maksudnya memaksimalkan upaya menaikkan posisi artikel kita di mata Google, melalui pengaturan di URL. Namun, harus tetap waspada terhadap rambu-rambunya, ya. 


Optimasi URL tetap harus memperhatikan aturan yang harus dipatuhi. Beberapa rambu-rambu dalam pembuatan URL yang SEO Friendly, di antaranya:

  • Berisi kata kunci utama
  • Jangan gunakan spasi, tapi gunakan tanda strip (hyphen).
  • Jangan gunakan angka dan simbol, ya. Cukup huruf dan tanda strip saja.
  • Jangan melebihi 60 karakter. Kita tidak harus memindahkan judul full semuanya jadi URL. Buatlah URL sesingkat mungkin, tetapi tetap deskriptif (menggambarkan isi artikel).


5. Metadeskripsi (Metadescription)

Perlu kita ketahui, bahwa Google membaca metadeskripsi yang kita buat di setiap artikel itu secara otomatis. Jadi, buatlah metadeskripsi yang eyecatching dan benar-benar menggambarkan isi artikel.


Selain itu, buatlah metadeskripsi dengan kalimat-kalimat aktif yang singkat, padat, jelas, unik, dan tentunya relevan dengan isi artikel. Pastikan kalimat yang digunakan tidak lebih dari 150 karakter lho, ya. 


6. Gambar (Image)

Dalam setiap artikel, gambar dapat berfungsi sebagai jeda agar pembaca tidak bosan dan mata tidak mudah lelah. Namun, harus berhati-hati juga dengan penggunaan gambar. Pastikan kalian menggunakan free images, ya. Jangan gunakan copyrigthed images, kecuali kalian sudah benar-benar membeli dari pemiliknya. 


Ketika menggunakan free images pun, kalian tetap harus berhati-hati. Ingat, selalu olah kembali gambar yang akan ditampilkan di blog pribadi, berikan ciri khas blog kalian di setiap gambar olahan kalian. Misalnya diberi logo/watermark/dll.


Gunakanlah gambar dengan dimensi sesuai tema blog masing-masing. Pastikan kualitas gambar baik (tidak pecah) dan berukuran <100 Kb, agar waktu loading blog makin cepet bingit, seperti kereta Whoosh! Jangan lupa, selalu upload gambar dalam bentuk webp. 


Dalam rangka optimasi gambar, gunakanlah alt image yang berisi kata kunci utama dan deskripsi gambar yang relevan. Misalnya gambar anak kecil sedang bermain, maka beri alt image sesuai kata kunci yang ditambah deskripsi, anak kecil bermain.


Quote Good SEO Professional
Mindset penting untuk dipahami para ahli SEO.


Penutup

Nah, itulah 6 parameter SEO yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam artikel-artikel yang kita posting di blog, agar kualitas artikel kita SEO Friendly. Setelah artikel kita SEO Friendly, tentunya blog pun akan melesat cepat dan selalu berada di posisi atas dalam SERP.


Artikel ini juga sebagai pengingat bagi Bundamami pribadi agar selalu menerapkan 6 parameter tersebut dalam setiap artikel yang Bundamami tulis. Harapannya, blog Bundamami ini menjadi blog yang menebar manfaat, terdepan, dan terpercaya yang sering nangkring di posisi teratas SERP ya, kan.


Kalau teman-teman pembaca, upaya apa saja yang sudah diterapkan untuk membuat blog kalian disayang Google sekaligus digemari pembaca? Ceritakan di kolom komen, yuk!

Prospek Kerja Copyeditor

Prospek Bidang Kerja Copyeditor


Setelah mengenal proses penyuntingan, profesi copyeditor, dan segala tips untuk menjadi copyeditor andal, saatnya sekarang kita mengetahui secerah apa sih, prospek/peluang kerja seorang copyeditor. 


Prospek kerja sebuah profesi biasanya spesifik berdasarkan bidang tertentu yang digeluti. Salah satu contohnya prospek kerja seorang dokter tentunya di klinik pengobatan, rumah sakit, klinik perusahaan, atau dinas kesehatan. Lalu, kalau prospek kerja seorang copyeditor, kira-kira di mana saja?



Prospek Kerja Copyeditor Lebih Luas

Peluang bidang kerja copyeditor tergolong lebih luas dan fleksibel dibanding beberapa profesi lain pada umumnya. Bidang kerja copyeditor tidak hanya terpaku pada satu bidang usaha penerbitan buku saja. Copyeditor dapat juga bekerja di bidang lain yang masih berhubungan dengan tulisan/dokumen. 


Prospek Bidang Kerja Copyeditor Selain Penerbit Buku
(Sumber: Canva Pro)


Bidang pekerjaan lain ini biasanya berasal dari sebuah lembaga/perusahaan yang memiliki tugas untuk mempublikasikan tulisan atau dokumen yang butuh diketahui oleh masyarakat luas. Beberapa prospek kerja copyeditor, selain di penerbitan buku, di antaranya:



Perusahaan Periklanan

Perusahaan periklanan sangat membutuhkan kehadiran copyeditor. Mengapa? Karena perusahaan periklanan berkaitan erat dengan proses penyuntingan, aturan tata bahasa, dan kaidah penulisan ejaan. 


Tulisan yang dihasilkan perusahaan periklanan memang tidak sebanyak di penerbit buku. Namun, mereka tetap butuh copyeditor untuk mengecek kelayakan tulisan iklan yang diproduksinya. 


Dalam perusahaan periklanan, biasanya copyeditor bekerja atau bahkan merangkap tugas sebagai copywriter. Memang bidang kerja copyeditor dan copywriter ini masih beririsan dan saling memengaruhi. Itulah mengapa seorang copyeditor juga harus memiliki skill menulis yang baik, seperti yang tertulis dalam artikel Tips Menjadi Copyeditor Andal



Unit Jurnal Universitas  

Unit jurnal universitas ternyata juga membutuhkan copyeditor dalam proses keseharian pekerjaannya. Tugas copyeditor dalam unit jurnal di tingkat universitas ini biasanya membantu proses penerbitan jurnal ilmiah secara berkala. 


Pada umumnya, para akademisi di universitas merupakan ahli di satu bidang ilmu tertentu. Dan, sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak banyak akademisi yang memiliki gaya menulis sesuai kaidah bahasa dan asyik untuk dipahami oleh orang awam di luar bidang tersebut. 


Menurut sejarah penyuntingan, memang awalnya proses penyuntingan itu muncul ketika orang-orang mulai memproduksi manuskrip untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang mulai berkembang di kalangan para akademisi.


Nah, di sinilah peran copyeditor dibutuhkan untuk melakukan proses penyuntingan secara mekanis, agar jurnal yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan layak dibaca oleh masyarakat awam yang lebih luas. 



Lembaga Pemerintah

Lembaga pemerintah pun sepatutnya memiliki copyeditor untuk ikut menyunting dokumen-dokumen penting yang dikeluarkan. Hal ini agar proses kerja di lembaga tersebut semakin rapi, terarah, dan mengurangi terjadinya miskomunikasi. 


Contohnya ketika menuliskan SK (Surat Keputusan), undangan, press release, atau bahkan undang-undang. Harapannya, ketika semua dokumen penting tersebut telah melalui proses penyuntingan, maka dokumen tersebut dapat dipahami oleh masyarakat dengan lebih baik dan tidak menimbulkan kegaduhan akibat adanya multiinterpretasi dan kesalahpahaman. 



Stasiun Televisi

Stasiun televisi merupakan tempat untuk menyiarkan banyak informasi kepada masyarakat. Untuk itulah dibutuhkan copyeditor dalam setiap naskah yang akan disiarkan. Hal ini untuk menjaga kredibilitas stasiun TV tersebut maupun mengurangi kesalahpahaman yang dapat ditimbulkan dalam masyarakat. 


Bisa dibayangkan jika naskah siaran TV tidak melalui proses penyuntingan, maka biasanya terjadi kesalahan yang kadang terasa janggal, lucu, atau aneh ketika dilihat oleh masyarakat luas. 



Perusahaan Perbankan

Siapa sangka, ternyata perusahaan perbankan pun membutuhkan copyeditor untuk menyunting dokumen-dokumen perjanjian dalam pengelolaan keuangan. Perusahaan perbankan juga harus berhati-hati membuat aturan dalam proses kerjanya, untuk meminimalkan terjadinya kerugian nasabah atau bahkan perusahaan perbankan itu sendiri. 


Selain itu, perusahaan perbankan juga membutuhkan copyeditor untuk membuat iklan yang bersifat persuasif dalam rangka menarik minat para nasabahnya. Mereka berlomba-lomba membuat promosi menggiurkan untuk menarik nasabah sebanyak-banyaknya. 



Penutup

Nah, itulah beberapa tempat yang dapat menjadi prospek/peluang bidang kerja bagi copyeditor yang cukup cerah dan menjanjikan banyak kebaikan dan cuan tentunya, hehehe.


Quote tentang Positive Attitude di Tempat Kerja
(Sumber: Canva Pro)

Di era global ini, menjadi seorang copyeditor ternyata tidak melulu harus bekerja di perusahaan penerbitan buku, kan! Banyak perusahaan atau bidang kerja lain yang ternyata membutuhkan peran copyeditor. 


Beberapa perusahaan/lembaga kecil terkadang memang lebih memilih untuk mempekerjakan copyeditor freelance, agar lebih efektif dan efisien dari segi anggaran. Namun, jika frekuensi pekerjaan terkait copyeditor cukup tinggi, maka lebih baik mempekerjakan copyeditor sebagai pegawai tetap, demi kepraktisan proses rekrutmen serta administrasi pegawai. 


Namun, dari semua bidang pekerjaan apa pun itu, yang terpenting adalah attitude/perilaku kita sebagai manusia. Profesi apa pun dan bekerja di tempat mana pun, insyaAllah tetap akan sukses berkontribusi dan menebar manfaat jika kita dapat menjaga attitude dengan baik. Setuju?






Custom Post Signature