Review: Novel Perempuan Penyulam Sabar

Review Novel Perempuan Penyulam Sabar



Assalamualaikum Sobat Bunda...


Wah, enggak terasa 4 bulan lamanya blog ini tak terjamah. Dengan alasan kesibukan yang meningkat dan segala alasan lain, sukses membuat blog ini terasing di belantara digital. Upss istilahnya lebay yak, hehe. Intinya cuma mau bilang, selama 4 bulan ini blog enggak terurus, hiks... 


Setelah sekian lama enggak menulis di sini, akhirnya muncul juga kerinduan untuk menumpahkan segala cerita di blog, haha. Nah, hari ini kangen menulis, makanya buru-buru menengok blog yang sudah mulai dihuni sarang laba-laba.


Hari ini Bundamami mau menulis tentang review novel, yang berjudul Perempuan Penyulam Sabar. Baca novel ini, sukses bikin aku butuh tissue dan menangis Bombay di beberapa bagian. Bagaimana tidak, perasaan pembaca dicampur aduk bak naik rollercoaster (saya agak lebay sih, haha) lalu dengan ending yang sama sekali di luar dugaan.



Novel Siapa, nih?


Awalnya aku menemukan novel ini di FB. Saat itu saudara sepupuku menulis status tentang novel ini. Dari baca status saudara sepupuku inilah, aku tertarik membaca novel tersebut. Akhirnya dapatlah gratis karena dibelikan saudara sepupuku, hehehe. Ternyata, penulis novel tersebut adalah adik dari teman sepupuku itu. Takjub aku dibuatnya, ada orang dari kampung halamanku (sesama dari Situbondo) yang jadi penulis novel sekeren ini?!? Jadi ikutan bangga, nih.



Sinopsis Novel


Novel ini bercerita tentang seorang wanita yang menurutku, objek penderita banget. Pokoknya segala macam masalah dan ujian datang silih berganti. 


Buku ini terdiri dari 4 Bab. Pada 3 Bab pertama, masing-masing bab memiliki fokus tokoh seorang wanita yang berbeda. Dan, di bab terakhir barulah ketiga tokoh wanita tersebut menjadi 1 kesatuan cerita dan konflik yang utuh, dengan satu tokoh utama yaitu wanita bernama Mutiara.



Pendapatku...


Dikisahkan, Mutiara adalah seorang wanita tangguh yang dengan tegar menghadapi satu-persatu ujian hidup yang menghampiri. Tak melulu soal percintaan, tapi juga mengangkat eksotisme kecantikan alam beberapa kota di Indonesia dan Singapura. 


Cinta, pengorbanan, dan pengabdian pada keluarga, serta dibalut untaian kalimat sistematis nan indah. Menurut saya, novel ini layak bersaing dengan jajaran novel-novel keren di toko buku sana.


Sayang sekali, karena diterbitkan secara indie dan dengan kualitas penerbit indie yang kurang mumpuni, ada kesalahan-kesalahan kecil yang menghampiri di beberapa bagian. Maaf, ini penyakit editor. Kalau baca buku memang begini ini, malah matanya sambil mengedit, perhatikan typo dan kesalahan-kesalahan yang lolos, terus gemas sendiri, haha.


Selain ide dan jalan cerita yang menurutku menarik, novel ini juga menampilkan kepiawaian penulis yaitu Puspa Seruni dalam merangkai untaian kalimat yang menurutku cukup efektif, sistematis, tapi tetap indah. Keterampilan yang cukup sulit dan butuh jam terbang menulis yang tinggi, lho


Menurut saya, banyak penulis novel lain yang tulisannya puitis banget, tapi malah membuat inti cerita enggak jelas dan terkesan muter-muter doang. Namun, berbeda dengan karya Puspa Seruni yang satu ini. Puspa Seruni sangat cermat meletakkan kalimat per kalimat hingga membentuk kesatuan cerita yang cukup 'bernyawa'. Ini saya cuplik sedikit kalimatnya di halaman persembahan.


Kupersembahkan karya ini... Untuk para perempuan yang berjuang menegakkan kepala dan mengusap air matanya sendiri. Untuk para perempuan yang sepenuh hati belajar rida atas ketidaknyamanan takdir yang kerap datang bertandang. Untuk sumber kekuatanku, Rania dan Tita, yang menjadi pelecut semangat bagiku terus belajar tentang sabar dan syukur. Juga untukmu, seseorang yang kusebut dalam hening malam dan kesendirianku, yang kepada-Nya kuminta segala kebaikan bagimu dan juga bagiku. -Puspa Seruni-



Kesimpulan


Buat saya, novel ini mengajarkan arti sabar dan syukur yang sesungguhnya. Hidup itu simple aja, cukup sabar dan syukur, insya Allah kehidupan akan selalu on the track sesuai dengan tujuan awal manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah, seperti yang termaktub dalam Al Quran.


 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz Dzariyat: 56)


Gimana, penasaran dengan cerita keseluruhan? Saya enggak akan cerita di sini. Silakan beli bukunya langsung ke Mbak Puspa Seruni (Cari di FB, ya). Bukan ke saya lho, karena saya cuma review, bukan jualan, hahaha.


Oke, see u next time sobat Bundamami semua...


Wassalamualaikum


Custom Post Signature