Sekolah Daring Makin Asyik dengan ASUS Chromebook Flip C214MA

Review ASUS Chromebook Flip C214MA

 

Assalamualaikum Sobat Bunda...


Di penghujung 2020 ini, kurang lebih sudah 9 bulan lamanya kita mengalami masa pandemi Covid-19. Tak dapat dimungkiri, bahwa banyak sekali perubahan yang terjadi di berbagai lini kehidupan masyarakat, termasuk saya sendiri.


Perkembangan pandemi sebulan terakhir (Desember 2020) cukup mengkhawatirkan, menurut saya. Mengapa? Karena di negera ini, pandemi gelombang pertama belumlah usai kita hadapi dan kita atasi, kemudian sudah menyusul gelombang kedua, yang kabarnya virus telah bermutasi menjadi 10x lipat lebih cepat penularannya. Meski kita belum tahu seberapa besar derajat keganasan penyakit yang disebabkan oleh virus yang bermutasi ini. Namun, tetap saja mengkhawatirkan, karena ini berarti jika penularan 10x lebih cepat, maka jumlah orang yang terinfeksi akan lebih banyak pula.


Mengingat kondisi tersebut, tidak berlebihan kiranya jika kita wajib meningkatkan kewaspadaan dan berusaha sekuat tenaga untuk tetap melindungi dan menjaga kesehatan seluruh keluarga dengan menjalankan protokol kesehatan yang lebih disiplin dan ketat.


Hal ini juga berimbas pada dunia pendidikan tentunya. Pada 20 November 2020 lalu, Kemdikbud mengeluarkan SKB (Surat Keputusan Bersama) dari 4 kementerian, yakni Kemdikbud, Kemenag, Kemenkes, dan Kemendagri, yang intinya memberikan kewenangan penuh pada Pemerintah Daerah untuk menentukan izin pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun akademik 2020/2021, yakni di bulan Januari 2021 mendatang. Lalu, dengan kondisi pandemi yang makin mengkhawatirkan di bulan Desember seperti ini, apakah yakin akan mengizinkan anak-anak untuk mengikuti pembelajaran tatap muka bulan depan?


Saya pribadi cukup khawatir dan belum tega untuk memberikan izin pembelajaran tatap muka di sekolah pada anak saya. Alhamdulillah, pihak sekolah anak saya memberikan kebebasan pihak orang tua yang menentukan, apakah akan ikut tatap muka (2x seminggu) atau tetap full daring dari rumah.


Jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) tetap berlangsung, itu artinya kita membutuhkan perangkat dengan kualitas mumpuni, tetapi dengan harga yang terjangkau kantong semua kalangan. Menurut saya, ASUS Chromebook Flip C214MA inilah jawabannya.


ASUS CHROMEBOOK FLIP C214MA

Dari sekian banyak laptop yang beredar di pasaran, saya merekomendasikan ASUS Chromebook Flip C214MA ini yang paling mumpuni dan cocok untuk dipakai anak usia sekolah (terutama usia TK dan SD) dalam proses PJJ. Mengapa? Karena ASUS Chromebook Flip C214MA ini memiliki banyak sekali fitur unggul yang sangat sesuai dengan kebutuhan para siswa maupun guru dalam proses PJJ. Di antaranya:


Durability (Ketahanan)

Dari segi ketahanan, produk ASUS Chromebook Flip C214MA ini memiliki ketahanan yang mumpuni dan telah melalui 7 jenis tes dalam tahap pengujiannya. 

Tujuh Tahap Pengujian ASUS Chromebook Flip C214MA
Tujuh Tahap Pengujian Ketahanan Produk ASUS Chromebook Flip C214MA
(Sumber: ASUS.com)


ASUS Chromebook Flip C214MA ini telah melalui Drop Test, dijatuhkan dari ketinggian 120cm dengan kekuatan tertentu, produk tersebut masih bisa nyala dan berfungsi dengan normal. Kemungkinan terjadinya kecelakaan saat laptop dipegang cukup tinggi, terutama pada anak. Oleh karena itu, cocok banget produk ASUS Chromebook Flip C214MA ini digunakan oleh anak usia sekolah, karena pada umumnya anak usia sekolah (apalagi usia SD), belum bisa menjaga barangnya dengan sangat teliti dan hati-hati.


Kemudian tes selanjutnya yakni Hinge Test. Telah dilakukan tes buka-tutup laptop sebanyak 50.000 kali, dan engsel laptop ini tetap mulus dan berfungsi normal. Sekali lagi tes ini menunjukkan bahwa produk tersebut sangat cocok untuk anak usia sekolah. Tentunya para orang tua sangat paham bagaimana curiosity seorang anak, misalnya di usia 10 tahun. Mereka akan terus mengulik, menyentuh, serta mencoba menggerakan bagian-bagian laptop tanpa kenal lelah, termasuk membuka tutup berkali-kali. 


Port Durability Test juga dilakukan pada produk ASUS Chromebook Flip C214MA ini sebanyak 5000 kali. Hal tersebut untuk memastikan ketahanan port pada proses I/O (in/out). Hasilnya, produk tersebut tetap berfungsi normal. Jadi, tak perlu khawatir jika si kecil memainkan port USB atau bolak-balik menggunakan port tersebut.


Selanjutnya, Panel Pressure Test. Tes ini menggunakan beban seberat 30 kg untuk menekan produk ASUS Chromebook Flip C214MA. Hasilnya sungguh mengagumkan, tidak ada kerusakan apapun yang disebabkan pengujian dengan beban 30kg tersebut, laptop tetap berfungsi normal. Itu artinya, jika anak kita tidak sengaja menindih laptop tersebut dalam aktivitas bermain saat di sekolah atau di rumah, insya Allah tetap aman dan laptop dapat berfungsi normal.


Nah, yang cukup penting juga adalah Keyboard Durability Test. Tes ini memastikan keyboard tidak cepat rusak atau aus jika mengalami proses penekanan hingga 10juta kali, selama pemakaian dengan jangka waktu tertentu. Hasilnya, keyboard tetap utuh dan mulus, serta berfungsi normal. Sekadar berbagi pengalaman pribadi nih, anak pertama saya sejak balita jadi suka sekali bermain dengan keyboard laptop maupun PC, mungkin karena dalam kesehariannya melihat Ayah dan Bunda selalu bekerja di depan laptop. Bahkan di usianya yang baru 2 tahun saat itu, dia sudah merusak 2 keyboard laptop dan PC kami. Mungkin dia suka dengan bunyinya dan sensasi pencet sana-sini dengan aneka huruf dan simbol-simbol menarik bagi anak seusianya. Seandainya saat itu sudah ada ASUS Chromebook Flip C214MA ini, kemungkinan saya tidak perlu berkali-kali mengganti keyboard laptop dan PC di rumah, hehe.


Hal yang juga sangat penting untuk diketahui, bahwa produk ASUS Chromebook Flip C214MA ini telah melalui Spill Resistant Test. Tahu sendiri kan, anak kecil masih seringkali menumpahkan sesuatu yang dipegangnya karena kondisi koordinasi otot dan fokusnya belum terlalu stabil, ditambah lagi dengan ukuran tangan yang masih imut, membuat risiko menjatuhkan sesuatu menjadi lebih besar di usia-usia TK dan SD. Dengan produk ASUS Chromebook Flip C214MA ini, orang tua tidak perlu khawatir karena laptop tersebut telah melalui tes dengan menumpahkan cairan sebanyak 66 cc di atas keyboard. Hasilnya, laptop tetap aman dan berfungsi normal. Luar biasa banget ya! Karena cairan kan biasanya musuhan banget dengan perangkat elektronik apalagi laptop. Namun, laptop satu ini memang beda.


Tes yang ketujuh adalah Twist Test. Rangka body laptop ASUS Chromebook Flip C214MA ini telah mengalami tes puntir sebanyak 50.000 kali untuk memastikan rangka tetap kokoh dan tidak berubah bentuk (mleyot). Hasilnya, sesuai harapan. Laptop tetap kokoh sesuai bentuk awalnya dan berfungsi normal, tidak ada kerusakan serta gangguan sedikit pun. Hebat, ya!


Fitur-Fitur Lainnya

Nah, itu dari segi ketahanannya laptopnya. Bagaimana dengan fitur-fitur lainnya? Tentunya tak kalah hebat, karena memang laptop ini ditujukan untuk pangsa pasar dunia pendidikan yang banyak melibatkan anak-anak. Berikut beberapa keunggulan fitur ASUS Chromebook Flip C214MA, antara lain:


Military Grade Standard

1. Military Grade

Dengan segala tes yang tergolong dalam Military Grade, yang meliputi: Altitude Test, Vibration Test, Temperature Test, Humidity Test, dan Drop Test, tentunya sudah tidak diragukan lagi kekuatan dan daya tahan laptop ASUS Chromebook Flip C214MA ini.


2. Layar Sentuh dan Body Anti-Scratch

Kekuatan Layar Sentuh ASUS Chromebook Flip C214MA
Layar sentuh ASUS Chromebook Flip C214MA ini dilengkapi dengan Corning Gorilla Glass 3 yang mampu melindungi layar dari goresan yang berpotensi membuat layar rusak/pecah.

Selain itu, body bagian luar juga dilengkapi dengan tekstur 3D yang memungkinkan body aman dari goresan dan bekas sidik jari pengguna.


3. Engsel 360 Derajat

Engsel 360 derajat ini memungkinkan para siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih optimal, karena dapat menggunakannya dengan view dari segala arah dan segala posisi. Para Bunda yang sering menemani anak PJJ biasanya sudah paham nih. Anak yang PJJ, biasanya dari awal di pagi hari dapat duduk manis tertata rapi, hingga akhir pelajaran di siang hari bisa sampai tiduran, telentang, atau bahkan menelungkup (tengkurep), sesuka hati anak. Asalkan tetap semangat mengerjakan tugas dan menyimak penjelasan guru. Nah, ASUS Chromebook Flip C214MA ini mampu memfasilitasi hobi anak-anak yang butuh belajar dengan segala posisi.


4. Chrome Os

Salah satu fitur unggulan di ASUS Chromebook Flip C214MA adalah chrome os. Chrome OS ini sangat mudah dipelajari, tidak serumit Os Mac sebagai alternatif Windows. Jika Anda dapat berselancar menggunakan Google Chrome, maka bisa dipastikan Anda dapat mengoperasikan ASUS Chromebook Flip C214MA.


Dengan prosesnya yang berbasis internet dan terkoneksi dengan cloud, maka laptop ini memiliki sistem pengamanan (antivirus) yang sangat mumpuni, karena otomatis terupdate dan tersinkronisasi di semua perangkat Anda.


5. Baterai Tahan Lama

Baterai ASUS Chromebook Flip C214MA
Baterai ASUS Chromebook Flip C214MA ini juga cukup dapat diandalkan. Pasalnya baterainya dapat tahan selama 11 jam. Cocok banget untuk proses PJJ yang biasanya memakan banyak waktu di depan laptop untuk mengerjakan tugas-tugas dan proses meeting bersama guru.


6. Ada Stylus Pen-nya!

Stylus Pen ASUS Chromebook Flip C214MANah, ini juga salah satu kegemaran anak-anak, ada stylus pen-nya. Anak mana yang tidak suka menggambar? Saya tebak pasti kebanyakan anak suka menggambar. Stylus pen ini seolah memfasilitasi kegemaran anak untuk menggambar dan mencorat-coret sesuka hati di ASUS Chromebook Flip C214MA. Proses belajar berjalan lancar dan kreativitas insya Allah juga terfasilitasi dengan baik. Selain itu, stylus pen bawaannya pun memiliki tempat tersendiri yang memungkinkan agar tersimpan dengan aman, tidak tercecer, atau berserakan.


Sebelum dipasarkan di Indonesia, Chromebook sudah dipasarkan di Amerika dengan target pasar sekolah-sekolah, sekitar tahun 2013. Menurut para siswa di sana, Chromebook cukup efektif dalam proses pembelajaran online, karena menggunakan penyimpanan berbasis cloud, yang selalu tersinkronisasi dalam semua perangkat yang terhubung dengan internet. Sehingga siswa dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah kapan pun dan di manapun. Selain itu, adanya fitur Google Apps for Education (GAFE) membuat pihak sekolah dapat mengontrol segala aktivitas online para peserta didik di manapun berada, karena para siswa hanya dapat menggunakan aplikasi yang disetujui oleh pihak sekolah.


Webinar "Sustainable Growth with Chromebook"

Oiya, dalam rangka peluncuran beberapa produk baru dari ASUS, pihak ASUS Indonesia bekerja sama dengan IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) mengadakan rangkaian webinar selama bulan Desember, yang salah satunya membahas mengenai "Sustainable Growth with Chromebook" pada 13 Desember 2020 lalu. Dalam webinar tersebut ada 2 pembicara yakni pertama Bpk. Rifan Fernando (selaku ASUS ID Commercial FAE) dan kedua Bpk.Victor Asih (motivator, public speaker, IT consultant, Mentor Bussines Start Up).


Pada pembicara pertama, Pak Rifan menjelaskan mengenai product knowledge ASUS dari seri Chromebook. Ada 2 tipe yang dijelaskan saat itu, antara lain: ASUS Chromebook Flip C214MA untuk target pasar para siswa dan pelaku bisnis pendidikan dan ASUS Chromebook Flip C434 dengan target pasar pebisnis profesional dan pemilik UMKM.


Kemudian Bpk. Victor Asih membahas mengenai Growth Mindset yang harus dimiliki oleh para pebisnis UMKM di tengah Pandemi yang melanda saat ini. Bpk. Victor memberikan beberapa syarat utama jika kita ingin bertahan dalam persaingan bisnis di tengah pandemi ini, yakni memiliki growth mindset, open mind dalam setiap peluang yang ada, menguasai 80% soft skill dan 20% hard skill, tetap berpikir dan bertindak kreatif, jeli dalam melihat peluang dari hal-hal sederhana di sekitar kita, serta mampu berkolaborasi dengan pihak lain dalam memajukan bisnisnya.


Dari penjelasan Bpk. Victor Asih tersebut, saya pikir juga masih relatable dengan dunia pendidikan di masa pandemi ini. Ketika PJJ masih berlangsung, tentunya orang tua, terutama para Ibu yang senantiasa menemani anak dalam PJJ harus selalu berpikir kreatif mencari peluang kegiatan yang membuat anak terus bersemangat dalam proses PJJ tersebut. Dengan memanfaatkan perangkat yang ada dan mengoptimalkan penggunaan fitur-fiturnya seperti pada ASUS Chromebook Flip C214MA, maka prestasi akademik insya Allah akan tercapai dan anak juga menjadi lebih bahagia menjalaninya, tidak stres dan jenuh dengan rutinitas PJJ selama ini.


Kesimpulan

Tantangan dunia pendidikan di Era Pandemi sekarang ini adalah menjalani PJJ dengan bahagia dengan produktif bagi anak maupun orang tua yang mendampingi. Khususnya para Ibu yang menemani anak PJJ, optimalkan kreativitas dan penggunaan perangkat mumpuni yang sesuai dengan karakteristik anak yang cenderung bebas, ceria, dan penuh rasa ingin tahu. ASUS Chromebook Flip C214MA adalah jawaban atas kebutuhan dalam mendampingi anak dalam PJJ dengan harga yang sangat ramah di kantong. Bebaskan anak mengeksplorasi segala pembelajaran tanpa khawatir perangkat mengalami kerusakan apapun. Flip, Explore, and Learn!




#PerfectDevicebuiltforyourbusiness

#ASUSExpertSeries

#IbuIbuDoyanNulis


Daftar Pustaka:

https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/pemerintah-daerah-diberikan-kewenangan-penuh-tentukan-izin-pembelajaran-tatap-muka/

https://tekno.kompas.com/read/2016/05/23/13060047/NaN?page=all



3 Tips Mencari Lowongan Kerja di Era Digital

Tips Mencari Lowongan Kerja di Jooble


Assalamualaikum,
Hai Sobat Bunda semua... Apa kabar? Masih betah di rumah saja selama pandemi?
Memang di masa pandemi ini kita dihadapkan pada kondisi yang membuat dilema. Di satu sisi kita dihimbau agar tetap di rumah untuk memutus rantai penularan covid-19. Namun, di sisi lain kita juga harus tetap beraktivitas agar roda perekonomian tetap berputar normal. Kondisi pandemi yang sudah berjalan hampir setahun ini, tidak dapat dimungkiri telah mengubah banyak hal, termasuk dalam dunia kerja.

Banyak orang terkena PHK karena kondisi pandemi yang membuat banyak perusahaan mengurangi aktivitasnya. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang mencari lowongan kerja karena ingin kembali aktif berkarier dan memiliki pendapatan rutin setiap bulan, baik sebagai sumber income utama maupun penghasilan tambahan.

Di era digital saat ini, segala sesuatu seolah dengan mudahnya hadir di rumah. Maksudnya segala hal bisa kita lakukan dari rumah, melalui sistem online. Termasuk dalam hal mencari info lowongan pekerjaan. Berikut 3 tips mencari lowongan pekerjaan di era digital:

1. Aktifkan Media Sosialmu

Di era digital sekarang ini, segala informasi dapat kita peroleh dari media sosial. Dari hal yang bermanfaat sampai hal-hal yang unfaedah banget. Oleh karena itu, kita pun harus bijak, pintar, dan waspada dalam menggunakan media sosial kita.

Jika mencari lowongan pekerjaan di medsos, salah satu keuntungannya adalah jenis pekerjaan lebih sesuai dengan bidang yang kita tekuni selama ini. Misalnya kita aktif di dunia literasi, maka biasanya lowongan pekerjaan yang banyak diposting dalam lingkaran pertemanan medsos kita ya seputar dunia literasi juga. Untuk di medsos, cobalah follow akun perusahaan terkenal sesuai bidang yang diminati, atau bisa juga follow komunitas tertentu sesuai aktivitas yang ditekuni selama ini.

2. Bijak Memilih Website Penyedia Lowongan Pekerjaan

Untuk urusan mencari lowongan pekerjaan di era digital ini, kita harus lebih teliti, ya. Karena tidak semua info lowongan pekerjaan di internet itu terpercaya. Sebelum menindaklanjuti info lowongan pekerjaan, ada baiknya dicek terlebih dahulu profil perusahaannya, lokasi, dan reputasinya. Dan juga perlu diingat, jangan tergiur dengan iming-iming gaji besar tapi deskripsi pekerjaannya belum jelas, ya. Tetap pegang prinsip bahwa besarnya gaji pastilah sesuai dengan besarnya tanggung jawab dan risiko dalam pekerjaan.

Oiya, biasanya, website penyedia info lowongan pekerjaan itu menyediakan fitur untuk berlangganan/subscribe. Jadi, jika kita sudah terdaftar di webiste tersebut dan mengisi aneka pertanyaan terkait bidang pekerjaan yang kita butuhkan, maka jika ada info lowongan pekerjaan sesuai bidang yang kita minati, website tersebut akan mengirimkan info tersebut pada email yang kita daftarkan. Cukup praktis, kan?!?!

3. Cari Lowongan Kerja? Jooble Tempatnya

Jika pada umumnya kita mencari berbagai informasi di internet menggunakan aneka jenis search engine seperti Google, Bing, Yahoo!, maka khusus mencari informasi seputar lowongan pekerjaan kita dapat mencarinya di Jooble.

Mengapa harus Jooble?

Karena Jooble berkomitmen untuk terus menghadirkan berbagai lowongan pekerjaan berkualitas tinggi dan presisi kepada khalayak yang membutuhkan. Melansir laman Jooble Indonesia, mereka mengatasnamakan diri sebagai mesin pencari yang mengkhususkan diri dalam pencarian lowongan kerja. Pencarian dilakukan di antara semua portal yang menawarkan lowongan pekerjaan di Indonesia.

“Mesin telusur kami mencari posting lowongan kerja di segenap situs lowongan kerja utama di Indonesia,” tulis Jooble pada situsnya. Jooble menyaring posting lowongan pekerjaan yang sama secara otomatis. Cara ini membuat lowongan kerja yang serupa dari berbagai situs kerja, ditampilkan hanya satu kali posting saja. Filter ini aktif secara otomatis ketika user menggunakan fitur “Search”, yakni kolom “Posisi” dan “Kota, Bagian negara” yang ada pada saat situs pertama kali dibuka. Cukup praktis dan menghemat waktu, kan?!?!

Tampilan Awal di Jooble
Tampilan awal di Jooble

Cara pengoperasian website yang terbilang mudah ini sengaja dihadirkan Jooble, karena memiliki tujuan khusus, yakni membantu setiap orang mencari pekerjaan, terlepas dari perbedaan tempat tinggal, bahasa, agama, warna kulit atau keyakinan. Oleh karena itu, selain Indonesia, jaringan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ini juga mencakup banyak negara di benua Eropa, Amerika, Afrika, Oseania, dan tentu saja benua Asia.

Selain itu, Jooble juga memberi kesempatan kepada siapa pun untuk mendapat informasi terkait lowongan kerja. Hal ini dapat terlihat dari menu “Lowongan Pekerjaan Populer”. Di sana tercantum keterangan lulusan SMA, karyawan pabrik, tanpa ijazah, lulusan SMK, hingga operator produksi. Itu artinya, tidak hanya level sarjana atau lebih tinggi yang bisa mendapat informasi lowongan kerja di situs tersebut. Semua level pendidikan mendapat kesempatan yang sama untuk memperoleh informasi lowongan pekerjaan.

Tampilan Fitur Pencarian Info Lowongan Pekerjaan di Jooble
Tampilan Fitur Pencarian Info Lowongan Pekerjaan di Jooble

“Kami membuat alat sederhana dan intuitif untuk membantu setiap orang menemukan pekerjaan yang tepat, sesuai dengan keahlian, pengetahuan, tempat tinggal, atau kriteria relevan lainnya. Kami menghilangkan hambatan teknis (misalnya, klik mouse ekstra, kompleksitas teknis atau perantara yang tidak perlu) untuk kandidat dalam mencari pekerjaan baru,” tegas Jooble terkait cara mereka mencapai visi atau tujuannya.

Gimana, cukup mudah kan mencari info lowongan pekerjaan di zaman now? Apalagi ada Jooble, info lowongan pekerjaan impian dapat tersaji dalam hitungan detik.

Cusss, cek ke Jooble dan buktikan!

 

Legitnya Klepon Isi Coklat ala Bundamami

Legitnya Klepon Isi Coklat ala Bundamami


Assalamualaikum Sobat Bunda...

Masih dalam rangka mengisi waktu selama StayAtHome, kali ini keluarga kami melakukan aktivitas mencoba resep cemilan. Meski bukan resep baru yang kekinian, bahkan malah tergolong cemilan jadul, tapi kami belum pernah membuat sendiri, biasanya beli, hehehe. Makanya, masak-masak kali ini tergolong pengalaman baru bagi keluarga kami. Cemilan jadul yang memikat hati kami kali ini adalah KLEPON.

Meski klepon pernah nge-hits karena predikat "makanan tidak islami" tapi kami masih suka makan klepon dan tidak takut menjadi kafir jika memakannya. Kami berani mengklaim bahwa klepon yang kami buat ini cukup islami, karena proses pembuatannya diawali dengan bismillah dan diakhiri dengan hamdalah. Hahaha.

Ide awal membuat klepon ini berasal dari Ayahpapi, yang kangen jajanan pasar tapi masih khawatir dan takut kalau mau beli ke toko kue di luar sana gegara pandemi belum usai. Akhirnya meluncurlah request bikin klepon ini. Alhamdulillah, segala request makanan di rumah selama ini selalu diwujudkan, meski Bundamami kudu browsing sana-sini dan melakukan trial and error beberapa kali. Alhamdulillah juga klepon ini tergolong cemilan yang mudah dibuat dan tingkat kegagalannya cukup minimalis, tidak seperti baking yang butuh ukuran dan step by step proses yang rumit.

Resep klepon yang saya coba ini, berasal dari resep klepon Bu Fatmah Bahalwan pendiri NCC, namun dengan beberapa modifikasi sesuai kondisi bahan-bahan di rumah. Yuk, langsung aja cuss ke resepnya...


Klepon Maknyuss ala Bundamami

Bahan:

  • Tepung beras ketan 250 gr
  • Tepung beras putih 50 gr
  • Air daun pandan suji 150 ml (untuk air ini saya cukup bingung menuliskannya, karena hanya menggunakan perkiraan saja. Kalau pakai 150 ml menurut saya kurang karena adonan belum bisa menyatu, akhirnya saya tambahkan 50ml lagi, jadi totalnya sekitar 200 ml).
  • Air kapur sirih 2 sdt (kebetulan gak punya, jadi skip aja, saya gak pake bahan ini).
  • Kelapa parut kukus
  • Garam 1/4 sdt
  • Air untuk merebus 1L
  • Gula merah sisir halus 100 gr (kebetulan stok gula merah di rumah sedang menipis, jadi isiannya sebagian gula merah, sebagian lagi dark cooking chocolate)

Cara Membuat:

  1. Campur kedua jenis tepung beras (tepung beras ketan dan tepung beras putih) dan garam kemudian aduk rata.
  2. Tambahkan air kapur sirih (kalau ada, kebetulan saya gak pake karena emang gak punya) dan air pandan suji sedikit demi sedikit. Penambahan air sesuai selera ya. Indikator penambahan air yaitu sampai adonan menyatu dan dapat dipulung/dibentuk bola-bola.
  3. Bulatkan adonan menyerupai bola kemudian pipihkan. Taruh bahan isian (gula merah/coklat) di tengah-tengah, kemudian rapatkan adonan dan bulatkan kembali.
  4. Kemudian langsung masukkan klepon pada panci berisi air mendidih. Rebus hingga bola-bola klepon mengapung (tandanya sudah matang sempurna).
  5. Angkat dan tiriskan airnya sebentar.
  6. Gulingkan klepon di atas kelapa parut yang sudah dikukus dan diberi taburan sedikit garam.
  7. Angkat dan sajikan hangat.


Klepon Isi Coklat Bundamami


Kali ini, kami membuat 2 jenis klepon yaitu klepon gula jawa dan klepon coklat. Sebenarnya hal ini hanya ketidaksengajaan karena stok gula jawa di rumah sedang terbatas (hampir habis, hahaha). Jadi, mencari-cari bahan seadanya di kulkas sebagai pengganti gula jawa. Akhirnya menemukan dark cooking chocolate yang sudah sisa beberapa blok. Tanpa pikir panjang langsung dipakai saja untuk isian klepon, karena menurut saya kan inti rasanya sama yaitu manis, cuma beda warna dan ada after taste pahit-pahit dikit kalau coklat, tapi malah seru dan bikin nagih, hehehe. Anak-anak lebih suka klepon dengan isian coklat, karena kenyal dan lembut di luar tapi coklat lumer di dalam, mantap!

Selamat mencoba teman-teman. Semoga sukses!

Jasa Percantik Blog, Cara Praktis Punya Blog yang Bikin Pengunjung Betah

Jasa Percantik Blog, Cara Praktis Punya Blog yang Bikin Pengunjung Betah

Assalamualaikum Sobat Bunda,

Sudah lama gak nulis di sini, tau-tau udah tahun 2020. Bundamami ke mana aja, sih? Hahaha. Berasa sangat cepat waktu berlalu ya. Banyak momen dalam hidup yang sebenarnya sayang banget tidak sempat terdokumentasikan di blog ini. Tapi tak apalah, segala sesuatu sudah ada yang mengatur, ya kan. Jika memang momen tersebut gagal terdokumentasi di blog ini, insya Allah Sang Maha Pengatur akan memberi momen-momen berharga dan seru lainnya yang pantas tertoreh di blog ini di waktu mendatang. Hahaha ngeles aja kek bajaj.

Kali ini saya mau menunaikan kewajiban membayar utang tulisan, yaitu tulisan mengenai review Jasa Percantik Blog dari steffifauziah.com. Oiya cerita dikit dulu ya. Saya ini kan blogger jadi-jadian, hahaha. Maksudnya punya blog, sempat bertekad memaksimalkan manfaat blog, tapi masih terkendala dalam mendisiplinkan diri untuk rutin mengisi blog ini dengan tulisan-tulisan bermanfaat dan menginspirasi, makanya saya sebut blogger jadi-jadian. Pengennya jadi blogger profesional yang kece dan eksis, tapi apalah daya kesibukan lain sering membuat blog ini dinomorduakan, hehehe.

Awalnya, saya menghubungi mbak Steffi dan berkonsultasi mengenai keinginan saya memiliki blog dengan template yang cantik, warna sesuai kesukaan, dan bisa diubah-ubah sesuka hati dan kapan saja. Mbak Steffi menyarankan saya untuk menggunakan template berbayar saja, jangan yang gratisan. Menurut beliau, template berbayar sebenarnya tidak semahal yang tertera jika dibanding hasil dan manfaat jangka panjang yang dihasilkannya. Kita hanya membeli/membayar template 1x di awal dan selamanya dapat menggunakan template tersebut dengan fasilitas yang dapat diubah/customize sesuka hati kita sebagai pemiliknya. Enak,kan!

Setelah berdiskusi dan konsultasi dengan Mbak Steffi, saya masih galau dan bimbang mau beli yang model apa, yang harga berapa, dominan warna apa, dan sebagainya. Banyak banget kegalauan saat itu, termasuk salah satunya soal budget. Emak-emak gitu lho, maunya yang kece tapi murce, hahaha.
Setelah browsing sana-sini, akhirnya terdamparlah di situs Etsy. Di situ buanyak banget template dengan aneka rupa kategori, sampai tambah puyeng milihnya karena bagus-bagus banget, hahaha. 
Akhirnya, terpautlah hati saya dengan 1 template yang kece menurut saya, karena warnanya pink muda sesuai kesukaan dan bisa customize sesuka hati. Template itu produk dari Vefio Themes. Saya suka karena simple. Itu aja!

Nah, setelah menemukan template yang disukai, akhirnya saya order ke Mbak Steffi untuk proses pembelian template hingga pemasangannya. Prosesnya lumayan cepet kok, sekitar seminggu sudah jadi dan voilaaaa...., blog saya tampil cantik sesuai keinginan, kayak abis keluar dari salon, hehe... Saya pribadi benar-benar pangling setelah liat hasilnya. Meski sebelumnya saya sudah lihat demo template-nya di Etsy kan, tapi tetap beda dan ada ciri khas tersendiri setelah di-apply ke blog kita sendiri dan melihat tulisan-tulisan kita di dalamnya. Yaaa itu tadi... bikin pangling... Gak cuma pengantin aja yang manglingi kan, tapi blog juga bikin pangling setelah dipercantik di steffifauziah.com.

Jadi, dari sisi kepraktisan, mempercantik blog menggunakan jasa Mbak Steffi ini sangat praktis. Pelayanannya juga ramah dan cepat. Selain itu, harganya sangat terjangkau untuk blogger pemula macam saya. Kita tinggal menikmati indahnya tampilan blog, tanpa perlu repot-repot mikirin layout, coding, dan widget segala macam. Bagi saya, itu sangat menyenangkan. Karena sebelumnya saya sempat coba-coba pasang template sendiri (meski masih yang gratisan) tetap aja ribetnya minta ampun dan berjam-jam mantengin laptop (emang dasar saya gak bakat ngurusin IT kali ya, hehe).

Alhamdulillah sekarang saya bisa nge-blog dengan tenang tanpa harus terganggu dengan pemandangan layout blog yang tidak sesuai keinginan hati dan sebagainya. Jasa mempercantik blog di steffifauziah.com recommended banget pokoknya.

Bangkitlah Indonesiaku!!!

Bangkitlah Indonesiaku!

Tulisan di atas saya buat karena kegelisahan diri ini, melihat media sosial beberapa hari ini yang seolah berlomba ingin menunjukkan kekesalan, dengan cara membuat viral tagar Indonesia terserah, setelah ada berita bandara ramai, mall dan pasar mulai sesak dengan pengunjung, dan sebagainya. Bahkan ada lagu rap yang merangkum segala kekacauan di negeri ini. 


Dalam sehari, saya lihat di sekian banyak status WA dan beranda medsos orang-orang di lingkaran pertemanan saya, membagikan berita dan lagu tersebut.


Saya coba merenungi, apa iya mereka yang share lagu rap atau video ramainya mall dan pasar itu sudah paham dengan kondisi sebenarnya di luar sana? Apa mereka sudah tabayun, mencari informasi ke banyak pihak, bahwa segala kerumunan dan keruwetan itu memang terjadi terus-menerus tanpa adanya usaha antisipasi/penertiban dari pihak yang berwenang?


Saya menduga, (karena saya mengenal sebagian besar orang yang share hal tersebut di lingkaran pertemanan saya), mereka hanya ikutan-ikutan agar tampak kekinian, agar tampak up to date. Dengan membuat viral berita tersebut,  kekesalan akan meluas di masyarakat dan bukan tidak mungkin akan berdampak pada kekacauan yang lebih parah.


Kekesalan, kekecewaan, dan rasa sakit hati, bukankah semua itu termasuk hal buruk yang seharusnya tidak dipelihara? Lalu, kenapa justru orang-orang membuatnya viral? Kenapa orang-orang tidak menghilangkannya dengan menambah lebih banyak berita baik yang penuh hikmah hingga yang membaca/mendengarkan akan ikut tergerak untuk menebar kebaikan?


Ramadan sudah di penghujung waktu, belum tentu kita bertemu dengan Ramadan di tahun depan. Namun, mengapa justru kemarahan dan keburukan yang dibuat viral? Mengapa bukan semangat optimisme dalam berbagi kebaikan yang digemakan?


Kalau kalian masih ingin Indonesia menjadi negeri yang aman tenteram sejahtera seperti yang kalian impikan, please, buatlah viral berita-berita baik yang penuh keteladanan. Bukan keburukan yang semakin dikorek dan disebar, seolah hal itu patut ditiru.


Kalau kalian masih ingin generasi anak cucu kita menikmati Indonesia yang aman tenteram sejahtera, please, optimislah dengan menebar kebaikan. Setidaknya demi diri dan keluarga kalian sendiri. Jangan malah ikut-ikutan melanggar dan mengeluh ke sana kemari.


Lakukan kebaikan sekecil apa pun, dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan terdekat kalian. Tidak akan ada yang sia-sia di dunia ini...


Ini hanya kegelisahan saya pribadi, tidak ada niat untuk memojokkan pihak mana pun. Saya tidak dibayar siapa pun untuk menuliskannya. Ini murni hanya kegelisahan saya.


Selamat Hari Kebangkitan Nasional 2020

Indonesia membutuhkanmu... Bangkitlah kawan!!!


7 Tips Menulis Buku Bagi Pemula

7 Tips Menulis Buku Bagi Pemula

Assalamualaikum...


Alhamdulillah akhirnya bisa kembali menulis di sini, setelah sekian bulan terlewati dengan berbagai alasan yang membuat blog ini tak terisi. Awal tahun sempat panik karena mendadak blog ini mengalami breadcrumbs error. Meski butuh waktu tidak sebentar, Alhamdulillah masalah tersebut bisa terselesaikan oleh ahlinya (bukan saya yang jelas, tapi seorang teman yang ahli utak-atik coding blog).


Kemudian alasan selanjutnya yaitu kesibukan dan peran baru di rumah. Ya, di tengah pandemi covid-19 ini, kebanyakan ibu di tanah air mendadak punya tambahan profesi, yaitu jadi guru, karena anak sekolah harus belajar dari rumah.


Nah, profesi baru inilah yang disinyalir membuat beberapa Ibu harus menata ulang jadwal aktivitas harian di rumah dengan beberapa penyesuaian. Misalnya harus merelakan aktivitas selonjoran minum teh sambil membaca novel favorit, dihapus dari jadwal harian, atau merelakan me time ngeblog atau ngedit ala Bundamami juga dipangkas alokasi waktunya, hahaha.


Baiklah, me time yang hilang atau terpangkas dari jadwal tak perlu kita risaukan lagi. Mulailah beradaptasi dengan profesi baru, demi kebaikan bersama, ya kan?!?


Kali ini, saya ingin sharing sedikit info mengenai tips menulis. Saya sebut info bukan ilmu, mengapa? Karena menurut saya, ilmu itu kalau berasal dari seorang ahli atau guru yang mumpuni serta 'jam terbang' sudah tinggi. 


Sedangkan kalau berasal dari orang macam saya yang masih pemula ini, cukuplah disebut info, syukur Alhamdulillah jika info yang sedikit ini bisa bermanfaat, iya to!?! Jadi intinya, ini tulisan dari pemula untuk sesama pemula, hehe.


Sebelumnya, saya pernah menulis tema mengenai "Tips Menulis" di sini. Tapi percayalah tulisan sekarang ini isinya berbeda dengan yang dulu. Saya gak plagiat tulisan yang dulu kok, (ngapain juga plagiat tulisan sendiri, hehe). Berikut ketujuh tips-nya, monggo Gaesss...



1. Senantiasa Belajar


Menulis adalah skill yang dapat dipelajari. Menulis bukan karena bakat semata. Bakat hanya memperkuat atau mempermudah saat proses menulis. Usaha keras untuk mempelajarinya adalah hal utama yang menentukan kesuksesan mempelajari skill menulis ini. 


Mempelajari skill menulis dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja. Di era digital ini, sudah banyak kelas online menawarkan proses belajar menulis yang beraneka ragam. Mulai dari belajar pada penulis terkenal, belajar pada mentor dengan 'jam terbang' tinggi, belajar menulis dari editor sebuah penerbit mayor, dan masih banyak lagi. 


Sering saya mendapat info kelas menulis ketika berselancar di beranda media sosial, yang gratis atau yang berbayar. Jadi intinya, segala jalan terbuka lebar bagi kita untuk mempelajari skill menulis, jika kita benar-benar niat untuk mempelajarinya. 



2. Tulis Hal yang Disukai


Menulis sesuatu yang disukai akan jauh lebih mudah dan menyenangkan daripada menulis hal-hal yang tidak disukai. Logikanya seperti pelajaran di sekolah.


Jika matematika merupakan pelajaran yang kita sukai, maka 2 jam pelajaran matematika akan terasa bagaikan setengah jam, bahkan masih ingin belajar lebih lama lagi karena terasa seru dan menyenangkan. Beda halnya jika matematika adalah pelajaran yang paling dibenci atau bahkan ditakuti karena merasa tidak menguasai, maka 2 jam pelajaran akan terasa lamaaa banget, bolak-balik menengok jam tangan, berharap jarum jam bergeser lebih cepat.


Menulis dengan tema yang kita sukai, ibarat sudah mengisi setengah gelas motivasi di otak kita. Jika kita menyukai tema yang akan kita tulis, kita akan merasa ringan menjalaninya dan tidak akan menyerah apa pun kesulitan yang ditemui di tengah proses menulis tersebut. 


Kesulitan di tengah proses menulis itu bisa bermacam-macam ya, misalnya kesulitan mendapatkan referensi yang valid dan reliable, kesulitan menyelesaikan tulisan karena writers block, dan sebagainya. Menyukai hal yang sedang kita kerjakan akan sangat membantu menyelesaikan pekerjaan kita lebih cepat. 


Ketika kesulitan/masalah menghadang, cepat-cepat kita akan mencari solusinya, karena kita sangat menyukai aktivitas tersebut dan tidak ingin aktivitas tersebut terhambat dengan adanya masalah tadi.



3. Buatlah Outline


Outline merupakan hal penting dan pertama kali yang harus dibuat ketika kita akan membuat tulisan. Mengapa? 


Karena outline akan menentukan ke mana arah tulisan kita, outline akan membantu kita menghindari writers block, outline akan membuat tulisan kita lebih sistematis dan rapi, outline akan memudahkan pihak editor penerbit jika akan menyeleksi apakah tulisan kita layak terbit atau tidak, dan masih banyak lagi fungsi outline ini.


Ibaratnya, outline itu gambaran utuh/miniatur buku yang akan kita tulis. Dengan outline ini, kita bisa berimajinasi akan seperti apa tampilan buku kita ketika kelak sudah terbit.



4. Lakukan Riset


Jika kita sudah menulis hal yang kita sukai, tentunya kita dengan senang hati mempelajari lebih lanjut tema tersebut. Seiring bertambahnya info di otak, kita akan semakin menguasai tema tersebut. 


Nah, untuk memperkaya info-info di otak inilah diperlukan adanya riset. Menulis membutuhkan riset, apa pun tema yang ditulis. 


Pada naskah fiksi, riset akan memperkuat karakter tokoh, konflik, atau bahkan plot yang akan kita ciptakan. Sedangkan pada naskah nonfiksi, riset sangat membantu memperkaya tulisan kita menjadi buku yang lengkap serta tidak diragukan validitasnya.


Riset yang baik, tentunya juga memperhatikan sumber-sumber yang dijadikan patokan sebagai referensi. Lakukanlah riset sesuai kemampuan dan kondisi penulis. Jika riset dilakukan melalui sistem online, perhatikan website yang dijadikan rujukan informasi. Gunakan website yang terpercaya dan tidak diragukan validitasnya.



5. Perbanyak 'Melahap' Bacaan


Tidak berlebihan kiranya jika saya sebut bahwa aktivitas membaca merupakan amunisi atau bahan bakar yang penting bagi kelangsungan profesi penulis. Dengan membaca, wawasan penulis menjadi bertambah luas, dengan membaca pula, penulis dapat memperkaya kosakata dan ragam gaya tulisan yang mampu dihasilkan. 


Penulis yang jarang membaca biasanya akan sering menemui kesulitan dalam proses menulis, misal writers block. Mengapa? 


Karena apa yang kita baca akan tersimpan di memori/ingatan kita. Ketika saatnya dibutuhkan, memori tersebut akan meluncur dengan derasnya. Bisa dibayangkan jika kita jarang membaca, maka kita akan kesulitan saat menuangkan ide di dalam otak menjadi barisan kata yang terangkai rapi.



6. Disiplin dan Patuhi Komitmen Menulis


Jika kita sudah ingin menjadi seorang penulis, tentunya kita pun harus mematuhi komitmen tersebut. Bagaimana caranya? 

  • Disiplin berusaha keras untuk menambah ilmu seputar dunia menulis melalui ikut kelas-kelas online atau offline yang membahas tentang ilmu-ilmu menulis;
  • Bersedia meluangkan waktu untuk membaca lebih banyak buku sebagai amunisi utama dalam membuat tulisan;
  • Bersedia mengurangi aktivitas tak berfaedah lainnya dan menggantinya dengan aktivitas menulis; 
  • Melakukan riset terkait tema tulisannya tersebut; 
  • Disiplin dalam mematuhi tenggat waktu penyelesaian tulisan;
  • Dan masih banyak lagi aktivitas untuk mendukung komitmen kita sebagai penulis.


Hal yang juga penting adalah niat kita untuk mematuhi komitmen itu, ya. Niat harus selalu di-refresh, agar apa pun tulisan yang kita hasilkan, berfungsi sesuai niatnya dan bernilai pahala juga di sisi Allah SWT (buat yang muslim nih!).



7. Rajin Berlatih Menulis, Menulis, dan Menulis


Sudah banyak ikut kelas menulis online dan offline, sudah banyak berkonsultasi dengan para penulis senior, sudah banyak membaca buku referensi, semua itu tidak akan berarti apa-apa, jika tidak segera praktik menulis. Seperti kata pepatah, "practice makes perfect" itu bener banget, lho!


Sering berlatih menulis akan membuat kemampuan menulis semakin terasah. Kata demi kata akan meluncur lancar dari otak dan kamu jadi lebih peka melihat peluang dalam keseharianmu untuk dijadikan sebagai ide tulisan.


Luangkan waktu untuk berlatih menulis, kapan pun dan di mana pun. InsyaAllah impian memiliki hasil karya buku best seller yang terpampang rapi di toko buku terkenal akan semakin cepat terwujud. Yakin itu!



Kesimpulan


Alhamdulillah, akhirnya informasi 7 tips menulis buku bagi pemula ini bisa saya posting. Perlu diingat, ini tips ala Bundamami lho, ya. Setiap orang kan punya karakter dan sifat berbeda yang akan menentukan, cocok atau tidak mengadopsi tips-tips ini. Jadi, silakan disesuaikan dengan kondisi masing-masing ya.
Selamat Menulis!!!


5 Cara Membuat Anak Lebih Mandiri

5 Cara Membuat Anak Lebih Mandiri

Assalamualaikum...


Apa kabar sobat Bunda? Semoga sobat Bunda dalam kondisi yang aman, sejahtera, dan sehat wal afiat semua ya. Hari ini, saya ingin membahas mengenai berpisah dengan anak. Pernah enggak sih, para Bunda, Mama, dan Ibu-Ibu merasakan berpisah dengan anak, minimal sehari semalam? Pastinya pernah dong, ya. 


Mungkin beberapa sobat Bunda menganggap saya saja yang lebay, berpisah dengan anak saja heboh dan dibikin postingan segala. Tapi ya sudahlah, kan ini blog saya, suka-suka saya dong mau menulis apa. Eh, kok saya yang sewot, haha, maaf.


Jadi, postingan ini berisi beberapa tips berdasarkan sekelumit pengalaman pertama saya berpisah dengan anak selama sehari semalam, karena anak saya camping, hahaha. Ceritanya, anak mbarep (anak pertama) saya, harus ikut camping dalam rangka Ujian Fisik Mental dari ekstrakurikuler taekwondo. 


Taekwondo ini merupakan salah satu cara orang tua untuk memetakan potensi bakat dan minat anak juga, lho. Potensi minat dan bakat anak dapat mulai kita amati sejak dini, agar kita punya lebih banyak waktu untuk mengembangkannya hingga dewasa, jika memang ingin serius menjadi profesional di bidang tersebut.


Ujian Fismen tahun ini mengambil tempat di sebuah bumi perkemahan di daerah Pengalengan Jawa Barat. Ujian fismen ini diwajibkan bagi anggota club taekwondo yang sudah mengikuti latihan rutin minimal 1 tahun, dalam rangka memperoleh kartu anggota club taekwondo tersebut. 


Fokus cerita bukan pada kartu anggotanya, ya. Tapi pada bagaimana mempersiapkan anak (secara fisik dan mental) agar anak lebih mandiri dan siap berangkat camping tanpa orang tua untuk pertama kalinya. Dan juga mempersiapkan mental orang tua untuk berpisah dengan anak, hehehe. Karena yang mellow mau berangkat camping itu enggak cuma anaknya, ternyata orang tuanya juga mewek, hahaha.


O iya, sebenarnya aktivitas camping bukan hal baru bagi anak-anak saya. Kami sekeluarga memang menyukai aktivitas camping karena saya dan suami sama-sama jebolan aktivis Pramuka sejak SMA. 


Kami pun pertama kali bertemu dalam aktivitas Pramuka, hihihi. Saat anak pertama kami berusia 3 tahun, kami pernah camping bersama beberapa keluarga lain, ketika kami masih tinggal di Brisbane, Australia. 


Camping bersama balita itu seru, lho. Apalagi camping ground yang kami pilih di Noosa Beach, salah satu pantai keren di Brisbane, Australia, dengan fasilitas yang jauh lebih keren jika dibanding camping ground di Indonesia pada umumnya. Insya Allah, kapan-kapan saya tulis kisahnya di blog ini, ya.


Balik lagi ke topik utama, yuk! Bagaimana mempersiapkan anak untuk lebih mandiri mengikuti camping pertama kali tanpa orang tua? Kepoin nih beberapa tips-nya. Cekidot!



1. Persiapkan Mental Anak


Mempersiapkan mental anak ini bukan hanya 1-2 hari sebelum berangkat camping lho, ya. Saya dan suami mempersiapkan mental anak mbarep kami untuk berangkat camping Ujian Fisik Mental Taekwondo ini setidaknya sejak 3 bulan sebelumnya. Mengapa? 


Karena menurut saya, menanamkan suatu pemahaman pada anak itu tidak bisa instan. Butuh waktu dan pembiasaan serta konsistensi dari lingkungan sekelilingnya.


Saya memilih untuk menanamkan pada anak, bahwa 3 bulan lagi dia akan mengikuti perkemahan tanpa ditemani orang tua. Saya ceritakan gambaran besar kegiatan yang kira-kira akan dia lakukan di sana. 


Tiap hari dan terus-menerus saya selipkan dalam aktivitas dan obrolan keseharian kami di rumah. Perlu diingat juga, saya hanya menceritakan kegiatan yang seru dan happy, ya. 


Jika saya ceritakan kesusahan dan kisah horor saat camping, khawatir anak saya keburu takut ikut camping. Saya pikir, biarlah kisah susah, berat, capek, dan horornya camping tetap jadi kejutan bagi anak saya.


Harapannya, secara tidak langsung akan tertanam dalam alam bawah sadarnya dan akan membentuk pola pikir anak untuk menghadapinya. Misalnya, saat sedang santai di rumah, saya ajak berlatih melipat sleeping bag


Bisa dibayangkan betapa ribetnya untuk anak usia 8 tahun berbadan mungil ini belajar melipat sleeping bag berukuran segede 2x lipat badan tuh bocah, hehehe. Perlu minimal 5x bongkar pasang sleeping bag, sampai benar-benar rapi dan bisa masuk ke tasnya. Sampai berkeringat dia, haha. Kasihan sih, tapi ini demi kemandirian dia nantinya.



2. Persiapkan Mental Ortu Juga


Ternyata jadi orang tua itu tidak mudah, Ferguso! Haha. Begitulah kira-kira kalau diungkapkan sesuai dengan guyonan zaman now yang lagi hits itu. 


Memang benar adanya, jadi orang tua itu tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu banyak belajar dari berbagai sumber, perlu banyak muhasabah diri, perlu banyak iringan doa, dan perlu banyak bersabar yang paling penting. Sering berlatih tarik napas panjang dan relaks, ketika mulai kesal atau amarah hampir meledak.


Jangan dikira kalau camping begini yang mellow cuma si anak. Ternyata orang tuanya ikutan mellow marshmallow, guys. Hahaha. 


Iya mellow, soalnya sejak anak lahir sampai usia 8 tahun ini, saya belum pernah berpisah lebih dari 24 jam dengan anak-anak. Jadi, wajar kalau Bundamami mellow ingin ikut camping menemani anak mbarep, kayak Emak-emak lainnya. 


Sebenarnya orang tua boleh ikut menemani. Namun berada di penginapan yang berbeda, tetap saja enggak bisa ketemu anak saat ikut Uji Fisik Mental itu. Jadi, ya sama saja dong! 


Menurut saya, mending enggak usah ikut sekalian, menunggu di rumah saja, lebih irit pula. Ingat! Yang menarik bagi Emak-emak tipe ekonomis macam Bundamami adalah kata irit, hemat, dan semacamnya, hehehe. 


Begitu membayangkan bakalan lebih hemat kalo orang tua enggak ikutan camping, langsung memutuskan, ya sudah enggak usah ikut saja. Hitung-hitung berlatih untuk anak dan orang tua, agar lebih tegar saat berpisah satu sama lain ya, kan.


O iya, mempersiapkan mental orang tua ini berlaku untuk Ayah maupun Bunda, ya. Selama ini Ayahpapi selalu menguatkan dan mengingatkan, bahwa saya harus mulai belajar melepaskan anak karena sudah mulai gede. Istilahnya, jangan dikekepin mulu


Saya pikir Ayahpapi akan lebih kuat menghadapi moment berpisah dengan anak saat camping. Kan, Ayahpapi sudah sering banget berpisah dengan anak, bahkan sampai berhari-hari pula, kalau lagi dinas luar kota. Sudah teruji pokoknya.


Namun, ternyata saya salah Ferguso! Hahaha. Di balik ketangguhan dan kekuatan seorang Ayah, ternyata akan mellow juga pada waktunya, saat ditinggal anak camping. Haha. 


Saya sadar, ketegaran dan ketangguhan seorang Ayah pun ada batasnya. Saat anak berangkat camping, Bundamami yang mellow berkaca-kaca melepas keberangkatan anak sambil dadah-dadah dekat jendela kaca bus. Ayahpapi terus menguatkan Bundamami dan meyakinkan bahwa ini hanya camping sehari semalam dan insya Allah akan bermanfaat untuk anak, agar menjadi lebih tangguh dan mandiri. 


Oke, akhirnya kami pulang dan Bundamami mulai beraktivitas seperti biasa, berharap untuk membuat waktu terasa lebih cepat, sehingga tidak perlu berlarut-larut mellow ingat anak lagi apa di bus, lagi apa di tempat camping, dan sebagainya.


Ketika malam tiba dan belum ada kabar atau sepotong foto pun di grup WA orang tua, Ayahpapi mulai bingung. Biasanya kan, kalau ada kegiatan apa pun, pihak guru/panitia kegiatan akan share foto kegiatan sebanyak mungkin yang bikin orang tua jadi tenang, adem, ayem, tuh. 


Lah ini, sampai hampir jam 9 malam belum ada satu pun foto kegiatan yang diunggah oleh guru/panitia. Akhirnya, Ayahpapi meminta Bundamami untuk menghubungi genk Emak-emak yang kebetulan ikut menginap di lokasi campingKesimpulan saya, setegar-tegarnya seorang Ayah, pasti akan mellow juga ketika enggak ada kabar dari anaknya yang lagi camping. Hahaha.


Mempersiapkan mental orang tua saat anak camping ini juga bermanfaat bagi orang tua itu sendiri, untuk menghadapi hari tua kelak. Anak tidak akan selamanya berada di sisi orang tua, kan. Ketika dewasa dan mulai membentuk keluarga sendiri, tentunya anak akan berpisah atau jauh dari orang tua. 


Nah, inilah saatnya orang tua mulai berlatih untuk jauh dari anak. Titipkan dan pasrahkan anak pada penjagaan Allah SWT Sang Pemilik Hidup. Yakinkan diri bahwa Allah SWT akan menjaga anak kita, bahwa Allah SWT akan menjamin segala keperluan anak kita, yakinkan itu dalam hati dan pikiran Ayah Bunda semua. 


Jangan lupa untuk selalu menyelipkan doa-doa terbaik untuk ananda semua dalam setiap sujud dan zikir Ayah Bunda. Insya Allah semua akan berjalan baik dan lancar.



3. Hindari Terlalu Sering Membantu Anak


Ayah Bunda sering menjadi 'superhero' bagi anak? Segera hentikan atau minimal kurangi sedikit. Cukup marvel yang mencetak superhero saja, Ayah Bunda jangan ikutan, hahaha.


Maksudnya, jika selama ini Ayah Bunda sering banget menjadi dewa penolong atau superhero atau apalah namanya bagi anak, tolong segera dikurangi. Pasalnya, anak yang terlalu sering mendapat pertolongan atau bantuan dari orang sekitarnya, akan lebih rentan mengalami stres dan mudah putus asa ketika dewasa. Kok bisa, sih?


Logikanya begini, ketika saat kecil si anak terlalu sering mendapat bantuan atau pertolongan dalam melakukan apa pun aktivitas hariannya, maka anak tersebut menjadi berkurang kesempatannya untuk berlatih menghadapi dan menyelesaikan masalah.


Ketika dewasa kelak, belum tentu orang tua selalu ada di sampingnya untuk membantu, kan? Maka anak dituntut untuk mengolah akal pikirannya sendiri dalam mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. 


Ketika anak terlalu sering dibantu, otaknya tidak terlatih mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. Ketika otaknya tidak terlatih mencari solusi, semua masalah terasa sangat berat dan membuat anak mudah stres dan putus asa.


Sebenarnya, tugas harian dengan segala tantangan dan kerumitannya itu adalah wahana bagi anak untuk berlatih menjadi mandiri dan lebih tangguh. Jadi, jika si kecil bersusah payah menyeret kursi untuk jadi pijakan ketika akan mengambil barang di rak/lemari yang jauh lebih tinggi, jangan buru-buru dilarang atau dibantu, ya. Selama kondisinya masih terhitung aman dan tidak mengkhawatirkan, biarkan anak melakukannya sendiri. 


Ayah bunda cukup mengawasinya dan tetap waspada untuk memperhitungkan, bahwa Ayah Bunda siap bergerak cepat menolong anak, jika sekiranya ada gangguan atau kecelakaan yang dialami anak. Namun, jika kegiatan yang dilakukan anak terhitung masih aman, Ayah Bunda cukup sebagai pengawas dari kejauhan saja.


Menghindari terlalu banyak membantu anak juga akan menumbuhkan jiwa dan semangat pantang menyerah dalam diri anak, karena anak-anak jadi terbiasa menghadapi tantangan dan bersemangat untuk mencari solusinya sendiri. Jika anak berhasil melewati tantangan/menyelesaikan masalahnya, anak akan merasa puas dan lebih percaya diri.


O iya, menumbuhkan jiwa yang pantang menyerah pada anak sangat bermanfaat untuk masa depannya, lho. Karena di era zaman now, mulai bermunculan fenomena bunuh diri di kalangan ABG. 


Jika ditilik dari rentang usia, memang masa ABG merupakan episode hidup yang cukup berat dan terbilang sulit bagi seorang anak. Untuk itulah, perhatian, sumber daya, dan pengetahuan para orang tua menjadi bekal penting untuk mendampingi anak di masa-masa sulitnya ini. 


Kembali ke fenomena bunuh diri di kalangan ABG, memang banyak faktor yang menjadi pemicu terjadinya kasus bunuh diri tersebut. Namun, sebagian besar bermuara pada kondisi jiwa dan mental anak yang rentan stres dan mudah putus asa. Dan pembentukan mental ini adalah tanggung jawab orang tua, dimulai sejak anak baru lahir.


Jadi, sebagai orang tua kita harus pintar-pintar menahan diri dan memilah jika akan membantu anak. Mana hal yang harus dibantu dan mana hal yang tidak butuh dibantu. Semua itu bergantung pada kepekaan orang tua dan situasi kondisi anak, serta keluarga masing-masing.



4. Ajari Anak untuk Membuat Keputusan


Terdengar klise dan sepele, ya? Memang sih, tapi butuh tekad dan semangat untuk mewujudkannya. 


Mengajari anak untuk membuat keputusan ini sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Dan, bisa jadi dampaknya baru akan terlihat ketika anak dewasa. Anak akan lebih mantap dan percaya diri dalam menghadapi persoalan hidupnya, jika dihadapkan pada suatu pilihan-pilihan yang rumit.


Mulailah dari hal-hal yang sepele dan sederhana, misalnya mengajari anak untuk memutuskan baju apa yang akan dia gunakan pada kesempatan tertentu, mengajari anak untuk memutuskan makanan apa yang akan dikonsumsi, dan sebagainya.


Pada kasus camping anak mbarep, saya menerapkannya dalam hal memilih tas. Di info perlengkapan yang harus dibawa, anak wajib membawa sleeping bag. Nah, setelah berlatih melipat sleeping bag yang saya ceritakan di atas, hal selanjutnya adalah memutuskan akan menggunakan tas apa untuk membawa sleeping bag tersebut. 


Sleeping bag sebesar itu, jelas tidak muat jika masuk di tas sekolahnya, kan. Kami sebagai orang tua hanya memberi pilihan, membawa koper atau ransel, tentunya disertai dengan penjelasan plus minus dari masing-masing pilihan tersebut. 


Kami membiarkan anak memutuskan sendiri, akan menggunakan yang mana. Kami ceritakan semua aspek dan konsekuensi jika memilih opsi-opsi tersebut. Selain itu, kami juga meminta pada anak, bahwa dia harus mampu menjelaskan alasan mengapa dia memilih opsi tersebut.


Dan, hingga sehari sebelum keberangkatan, anak saya masih galau akan menggunakan koper atau ransel, hahaha. Akhirnya kami memberi tenggat waktu, jika sampai malam sebelum keberangkatan dia belum memutuskan, maka kami yang akan memutuskan. 


Alhamdulillah malam hari sebelum berangkat, dia memutuskan untuk menggunakan koper. Alasannya, karena hanya naik bis, kemudian barang-barang akan diletakkan di penginapan. Selama kegiatan tidak harus membawa barang-barangnya, jadi dia memilih koper biar mudah diseret dan enggak terlalu capek. 


Menurut anak saya, jika dia harus membawa-bawa barangnya selama kegiatan outdoor berlangsung, maka dia akan memilih menggunakan ransel karena lebih mudah berpindah tempat di medan jalanan yang bervariasi. Alhamdulillah, sebagai orang tua kami cukup puas dengan pilihan dan logika alasan yang anak kami kemukakan di usianya yang baru 8 tahun itu.


Jadi, mengajari anak untuk membuat keputusan sendiri memang perlu dilatih sejak kecil, lho. Dalam mengajari anak membuat keputusan, Ayah Bunda juga perlu mengajarkan bagaimana mengkaji aspek plus dan minus dalam setiap keputusan yang akan diambil. 


Ajarkan juga pada anak untuk melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) secara sederhana sesuai tahapan usianya. Memang tidak mudah ya, tapi orang tua harus melatihnya sejak dini. 


Gunakan bahasa sederhana sesuai tahap pemahaman anak, misal untuk strength, kita bisa menyebutkan pada anak, bahwa sebagai manusia kita semua dikaruniai kelebihan akal pikiran yang cerdas. Itulah kekuatan kita sehingga dapat berpikir mencari solusi, bernegosiasi, atau mencari pertolongan orang sekitar, jika sedang dalam bahaya. 


Pada weakness, misalnya kita sebutkan kelemahannya apa saja dan bagaimana dia mengatasinya dengan cara mengoptimalkan kelebihan-kelebihan lain. Masih banyak lagi kata-kata yang dapat kita tanamkan pada anak, dalam rangka memperkaya pola pikirnya, sehingga anak lebih percaya diri untuk membuat keputusan yang tepat.



5. Disiplin Mematuhi Aturan dan Ucapkan 3 Kata Ajaib


Lagi-lagi terdengar klise banget, ya? Hehehe memang sih. Disiplin mematuhi aturan di mana pun kita berada insya Allah akan membuat lancar dan sukses apa pun yang sedang kita lakukan. 


Jika anak sudah terbiasa disiplin mematuhi aturan di rumah, maka saat berada di luar rumah (misalnya saat camping), anak akan lebih mandiri mengikuti kegiatan di luar sana. Karena biasanya setiap kegiatan akan memiliki panitia dan aturan-aturan tertentu. Jika anak kita patuh dan menjalankan segala sesuatunya sesuai prosedur, insya Allah semuanya berjalan lancar. Tentunya, kita akan lebih tenang serta percaya diri melepas anak untuk berkegiatan positif di luar lingkungan rumah.


Selanjutnya, mengucapkan 3 kata ajaib. Ini aturan pertama dan utama yang harus diterapkan di rumah sejak anak berusia dini. Ketiga kata ajaib tersebut adalah maaf, tolong, dan terima kasih


Seluruh bangsa dan agama di dunia ini pasti menganjurkan untuk berbuat kebaikan, salah satunya melalui ketiga kata ajaib tersebut. Dengan 3 kata ajaib itu, orang yang berinteraksi dengan kita akan merasa dihargai dan dapat menghadapi segala kondisi dan dinamika kehidupan dengan lebih menyenangkan dan damai.


Hal ini berlaku pula dengan anak kita. Jika seorang anak terbiasa disiplin mematuhi aturan dan mengucapkan ketiga kata ajaib tersebut dalam interaksi hariannya, maka anak akan mudah membangun kemandirian dan kebiasaan-kebiasaan baik lainnya dalam setiap tahap perkembangan usianya.



Kesimpulan


Finally, itulah 5 tips untuk membuat anak kita lebih mandiri ketika berinteraksi dalam lingkungan dan pergaulannya. Semoga bermanfaat. 


Jadi, Ayah Bunda sudah menerapkan yang nomor berapa? Yuk, share ceritamu di kolom komentar ya...


Custom Post Signature