6c2y5xLulMkOYYgEXrgPjC5Lx3Je6RzEo1m3mFkw

Custom Post Signature

Bookmark

Pekan Sarapan Nasional, Sudah Sarapan Pagi Ini?

PESAN (Pekan Sarapan Nasional), membahas pentingnya sarapan pagi
PESAN (Pekan Sarapan Nasional) 2019

Assalamualaikum Sobat Bunda,

I'm not hate monday, yeayy!!!
Kenapa saya awali dengan statement itu? Karena ini hari Senin dan Senin identik dengan ikhtiar melawan malas untuk kembali beraktivitas (kerja, sekolah, dll). Jadi, saya ingin mengajak sobat Bunda semua untuk tidak membenci hari Senin dan semakin produktif dalam beraktivitas. 


Salah satu upaya untuk semakin bersemangat dan produktif mengawali hari, yaitu sarapan yang bergizi. Nyambung gak sih? Yaudah lah, disambung-sambungin aja ya, hahaha. Intinya, saya mau bahas tentang sarapan, uwis kui thok, gawe pembukaan kok mubeng-mubeng yo?!?!? Hwkwkwkwkk...


Apa sih PESAN itu?

PESAN, bukan kata 'pesan' seperti yang tertulis di KBBI, yang artinya amanat, perintah, permintaan, atau nasihat lho, ya. Pesan di sini maksudnya akronim dari Pekan Sarapan Nasional. 


Kapan Pelaksanaannya? 

Untuk tahun ini, PESAN dilaksanakan pada 14-20 Februari 2019. Wow berbarengan dengan Valentine Day, dong. Entahlah, saya gak paham soal valentine, soalnya saya juga gak ngerayain. Setahu saya, 14 Februari itu bertepatan dengan tanggal saat saya dilamar secara pribadi sama calon suami saya, 9 tahun yang lalu, hihihi.


Oke, lanjut bahas PESAN aja ya, jangan bahas saya dilamar, hahaha.
PESAN ini dideklarasikan oleh 4 organisasi yang bergerak dalam penanganan masalah pangan dan gizi, yaitu:

  1. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI),
  2. Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia,
  3. Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI)
  4. Perhimpunan Dokter GIzi Klinik Indonesia (PDGKI)


Pendeklarasian ini dilakukan di Jakarta pada 14-20 Februari 2013. Jadi, sudah 6 tahun yang lalu, ya. Lalu, mengapa pemerintah harus capek-capek membuat pekan sarapan untuk rakyatnya? Sarapan aja pake disuruh-suruh, memangnya pada gak suka sarapan ya? 


Mungkin itu yang ada di benak teman-teman, termasuk saya waktu pertama kali tahu soal PESAN ini. Bukannya begitu, maksudnya diadakan PESAN ini dalam rangka selalu mengingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya sarapan dalam aktivitas sehari-hari.


Menurut informasi, PESAN ini dilaksanakan berdasarkan hasil kajian-kajian yang menunjukkan bahwa kebiasaan masyarakat Indonesia sangat buruk, dari segi jumlah porsi maupun jenisnya. Sedih, ya! 


Memang berdasarkan hasil penelitian terkini, anak usia sekolah dan remaja sebanyak 16,9-59% tidak terbiasa sarapan pagi. Sedangkan pada orang dewasa sebanyak 31,2% yang tidak terbiasa sarapan. Sebanyak 44,6% dari anak yang terbiasa sarapan belum menerapkan sarapan yang sehat dan bergizi. Jadi hanya asal sarapan saja. 


Asal sarapan itu gimana sih? 

Misalnya, bangun kesiangan, mandi dan siap-siap. Karena waktu mepet, keburu telat, akhirnya nyomot aja sekeping biskuit terus minum kopi, terus udah kabur ke sekolah/kantor/tempat aktivitas hariannya. Nah, gitu tuh yang dimaksud cuma asal sarapan aja, tidak memerhatikan komposisi kandungan gizi dan jumlah porsinya.


Jadi, yang benar adalah...

Secara gampang nih, sarapan itu harus memenuhi 25%-30% kebutuhan kalori harian masing-masing individu. Lantas, berapa sih kebutuhan kalori asupan gizi harian kita? Kalau mau akurat dan spesifik ya kudu dihitung, dong. 


Banyak faktor yang memengaruhinya, misal jenis kelamin, aktivitas fisik, berat badan, tinggi badan, kondisi kesehatan secara umum, dan sebagainya. Nah, kalau mau yang praktis tapi secara umum saja (tidak spesifik dan tidak detail), yaaa kira-kira aja kebutuhan harian orang dewasa standarnya 1500-2000 kalori.


Kalau ambil contoh kebutuhan asupan gizi harian 2000 kalori, berarti untuk sarapan saja kita membutuhkan sebanyak 25% dari 2000 kalori, yaitu 500 kalori, ya. 


Nah, 500 kalori itu terwakili dari makanan apa saja? Yuk, kita lanjut penjelasannya.
Asupan sebanyak 500 kalori itu tidak bisa terpenuhi hanya dengan segelas kopi/teh dan 1-2 keping biskuit lho ya, harus diingat itu Bunda... 


Untuk memenuhi kebutuhan sarapan 500 kalori itu, kita bisa menyantap 1 porsi nasi dengan lauk lengkap (lauk lengkap di sini maksudnya benar-benar lengkap dari segi jenis dan jumlah, ya). Misalnya, nasi putih, sayur sop, tempe goreng, telur dadar, segelas susu, dan sepotong buah berukuran 100 gram. Nah, lengkap kan.


Kalo jenis sarapan ala western, bisa diwakili dengan roti isi (sandwich, kalo bahasa bulenya). Roti gandum dioles butter, kemudian ditambah isian daging/ikan/ayam, ditambah tomat dan sayuran lain (lettuce, timun, bayam, dll), kemudian diberi mayonnaise/saus tomat/jenis saus lainnya. Dilengkapi dengan segelas susu, dan buah-buahan segar. Jika ingin yang lebih praktis, cukup semangkuk sereal/oatmeal, diberi potongan buah segar, kemudian disiram susu. Tambahkan jus buah sebagai pelengkap.


Intinya, sarapan tidak boleh dilewatkan apa pun alasannya. Waktu makan terpenting adalah saat sarapan, mengapa? Karena sarapan menyediakan energi untuk memulai hari dan beraktivitas. Menunjang kemampuan berpikir, bekerja, dan seabrek aktivitas harian lainnya. 


Selain itu, uniknya, ternyata sarapan membantu tubuh kita berada dalam kondisi normal, tidak terlalu gendut, tidak pula terlalu kurus, kok bisa, ya? Karena sarapan mencegah kekurangan atau kelebihan gizi. Itulah mengapa, meski sedang diet jangan pernah menghilangkan sarapan dari jadwal harianmu, ya! Jadi, masyarakat Indonesia memang perlu selalu diingatkan tentang pentingnya sarapan, melalui event semacam PESAN ini.


Buat bunda-bunda, ibu-ibu, mak-emak, mama-mama, mami-mami, umi-umi... Penting untuk diperhatikan ya. Jangan lupa sediakan selalu sarapan sehat dan bergizi dengan porsi dan jenis yang lengkap untuk keluarga kalian, demi mencetak generasi penerus bangsa yang sehat dan memiliki performa prestasi optimal nan gemilang.


Menyiapkan Sarapan dengan Menu Lengkap

Siapin sarapan lengkap saat pagi hari bikin ribet gak sih? Gak juga. Semua bisa diatur dan bisa dipersiapkan sejak malam sebelumnya. 

Misalnya nih, ingin menyediakan sarapan dengan menu nasi dan sayur tumisan serta ikan goreng. Siapkan sayuran dan bumbu untuk tumisan semuanya pada malam sebelumnya. Potong-potong semua sayur seolah-olah akan dimasak saat itu juga, tapi jangan dicuci ya. Karena akan memicu pembusukan yang lebih cepat. 


Setelah dipotong-potong, masukkan dalam kontainer plastik kedap udara. Begitu pula bumbunya, semua sudah dikupas dan dipotong-potong kemudian masukkan ke kontainer kedap udara. Simpanlah dalam kulkas. 


Keesokan harinya, setelah selesai shalat Subuh, kamu siap mencuci aneka sayuran kemudian mulai menumisnya. Sayur tumisan merupakan pilihan masakan yang cukup praktis sekaligus sehat, karena tidak butuh waktu pemasakan yang lama dan hanya membutuhkan bumbu yang minimalis. Jadi, manfaat utama sayur tetap bisa dinikmati secara optimal di dalam tubuh.


Untuk lauk ikan goreng, jika ingin menyajikan pada pagi hari, jangan lupa untuk mengungkep atau marinade terlebih dahulu dengan bumbu-bumbu pada malam sebelumnya. Kemudian simpan dalam kontainer kedap udara di dalam kulkas. Jadi saat pagi hari hanya tinggal menggoreng, membakar, atau bahkan mengukusnya. Praktis kan!


Untuk nasi, sudah tidak diragukan lagi kepraktisannya, tinggal cuci beras dan masukkan rice cooker, setelah menunggu sekitar 30 menit, nasi hangat nan pulen siap disantap.


So, semua bisa dilakukan lebih praktis dan cepat jika dipersiapkan sejak malam sebelumnya, kan. Pastikan kamu bangun lebih pagi, ya. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk tidak bisa menyajikan sarapan sehat untuk seluruh keluarga.


Selamat berkreasi membuat menu sarapan sehat, Sobat Bunda!

Post a Comment

Post a Comment

Silakan tinggalkan jejak melalui komentar di sini yaaa.
Terima kasih sudah mampir di Bundamami Story.