6c2y5xLulMkOYYgEXrgPjC5Lx3Je6RzEo1m3mFkw

Custom Post Signature

Bookmark

7 Aturan Sosial Tak Tertulis dalam Pergaulan

7 Aturan Sosial


7 Aturan Sosial Tak Tertulis dalam Pergaulan

Assalamualaikum Sobat Bunda,
Setelah bertapa sekian jam dan mendaki gunung lewati lembah (Ninja Hattori kali), akhirnya saya putuskan kali ini akan mengulik tentang aturan dalam pergaulan sosial. Meski tampak sepele, namun ada saja orang yang tidak sengaja atau terpaksa melakukan kesalahan dalam aturan sosial pergaulan sehari-hari.


Aturan sosial ini sebenarnya tidak tertulis, namun sudah menjadi hal yang lazim dalam pergaulan manusia, terutama di dunia Internasional. Karena sudah diterapkan dari generasi ke generasi dengan berbagai budaya dan ras.


Jika kita melanggarnya, tidak akan ada sanksi berupa denda, hanya sanksi sosial seperti merasa canggung dengan teman dalam pergaulan tersebut, tatapan aneh dari orang sekitar, dan sebagainya, yang justru membuat pelaku pelanggaran ini semakin merasa tersudut dan tidak nyaman. 


Berikut beberapa aturannya:


1. Gunakan "3 magic word" dalam interaksi sosial

Ini sudah menjadi hal yang sangat umum dalam pergaulan manusia. Bahkan sejak bayi, orang tua pasti mengajarkan dan melatih anak-anaknya untuk membiasakan diri mengucapkan "3 magic word". Ketiga magic word itu adalah: terima kasih, tolong, dan maaf (thanks, please, sorry)


Sangat mudah diucapkan, namun perlu pembiasaan yang konsisten agar menjadi karakter dalam diri seorang anak. Saya pribadi juga mengajarkan magic word tersebut pada anak-anak saya sejak dini.


Menurut pengalaman saya merantau 2 tahun di negeri Kangguru, saya merasa bahwa sebagian orang Asia, -kebanyakan orang melayu, Indonesia, India, China- ternyata belum terbiasa atau cukup sulit untuk mengucapkan 3 magic word itu dalam interaksi sehari-hari, (seperti di kendaraan umum, di toko, di kampus, di taman, di lift, dan sebagainya), jika dibanding dengan orang-orang bule (orang bule di sini maksudnya non Asia ya, seperti orang Australia, New Zealand, Amerika, Eropa, dan sebagainya).


Orang-orang bule itu sangat mudah menggunakan ketiga magic word tersebut dalam interaksi sehari-hari. Misalnya, saat di halte bus mereka tidak sengaja menyenggol saya mereka langsung meminta maaf. Maklum badan saya kan mini, jadi berada di antara orang bule yang segede kulkas 2 pintu gitu, seringnya saya kegencet atau kesenggol. Meski mereka senggolnya pelan, tapi karena perbedaan dimensi badan, jadi berasa ke saya kenceng, hahaha. Namun, saya yakin mereka tidak sengaja melakukannya.


Misalnya lagi, saat berpapasan dengan orang bule di tempat umum yang mengharuskan melalui pintu, pasti si orang bulenya akan membukakan dan menahan pintu itu sampai saya selesai masuk/keluar dengan sempurna (make sure saya kagak kejedot). Tentunya saya tak lupa mengucapkan terima kasih, dong.


Ada lagi, saat orang bule berjalan-jalan bersama anjingnya, kemudian berpapasan dengan saya yang terlihat mengenakan jilbab. Biasanya mereka akan menarik tali leher si anjing agar merapat ke dirinya sendiri dan mengatakan maaf pada saya. Padahal saya sih santai aja jalannya, gak tampak ketakutan dengan si anjing, karena saya tahu si bule sudah menggenggam tali leher anjingnya.


Jadi, mengapa orang bule lebih disiplin mengucapkan terima kasih, tolong, dan maaf sesuai konteks kondisi sehari-hari, dibanding sebagian orang non-bule?


Saya sendiri orang non-bule, kan. Alhamdulillah saya selalu tanamkan dalam pikiran untuk senantiasa mengingat mengucap 3 magic word sesuai konteks kejadian dalam interaksi keseharian saya.


2. Jangan Bertanya Mengenai Hal Sensitif

Nah, ini yang kadang bikin orang jadi super duper baper. Hehe. Orang-orang Indonesia yang terkenal akan keramahannya, terkadang suka berbasa-basi jika bertemu teman, saudara, atau koleganya.


Namun, kadang basa-basi ini yang menimbulkan baper tingkat dewa. Bagaimana tidak, biasanya dalam basa-basi itu memasukkan pertanyaan-pertanyaan yang basi banget kalo dipikir, hahaha.


Misalnya nih, kalo masih kuliah basa-basinya ditanya kapan wisuda. Kemudian kalo sudah wisuda ditanya kerja di mana. Lalu, tahap selanjutnya, sudah mapan dan punya pekerjaan lalu kapan mau menikah.


Ketika sudah menikah, ditanya kapan punya anak. Saat sudah punya anak pun, masih ditanya kapan punya anak kedua, ketiga, dst. Basi banget, kan?


Padahal semua jawaban dari pertanyaan itu tadi membutuhkan campur tangan takdir dari Yang Maha Kuasa, tidak hanya ikhtiar manusianya saja. Setiap orang pasti sudah berikhtiar yang terbaik, namun takdir tidak bisa ditolak, ya kan.


"Setiap manusia menghadapi medan pertempurannya sendiri,
tak perlu risau bagaimana dia akan menghadapinya.
Tuhan sudah menyertakan akal pikiran,
untuk membuatnya kuat menghadapi medan pertempuran itu."
-Bundamami-


Perlu diingat, setiap manusia memiliki medan pertempurannya sendiri, memiliki permasalahan masing-masing. Tidak ada manusia yang bebas dari masalah. Jika memang orang itu ingin memberitahu masalah dirinya pada orang lain, dia akan menceritakannya sendiri, tak perlu diinvestigasi dengan aneka pertanyaan tadi.


Jika orang tidak ingin membicarakan topik tersebut, berarti memang topik itu membuatnya tidak nyaman untuk dibahas. Tak perlu dipaksa untuk menjawab pertanyaan basa-basi dan konyol tadi, ya.


Oiya, satu lagi pertanyaan sensitif yang tidak perlu ditanyakan yaitu usia dan berat badan. Terutama pada wanita, tolong jangan tanyakan itu jika kamu ingin selamat, hahaha.


3. Jangan Menatap Aneh Orang yang Sedang Mengalami Masalah

Pernah melihat seseorang tidak sengaja menyenggol dan menjatuhkan tumpukan snack di supermarket? Jika memang berniat ikut bantu membereskan, segera dekati dan tawarkan bantuan. Jika tidak berniat membantu, segera tinggalkan dan jangan berlama-lama memberi tatapan aneh yang menyudutkan dan membuat orang semakin panik serta merasa bersalah.


Contoh lain, seorang Ibu dengan balita yang sedang tantrum di tempat umum. Please, jangan memberinya tatapan aneh dan menghakimi. Cukup tinggalkan saja. Sang Ibu biasanya sudah memiliki pola dan strategi untuk menyelesaikan sendiri kebiasaan tantrum anaknya. Jika kamu berlama-lama menatapnya, akan membuat ibunya tidak nyaman dan balita tersebut semakin menjadi-jadi tantrumnya.


4. Tahu Diri Jika Ditraktir

Sesekali ditraktir makan oleh teman, saudara, atau kolega memang menyenangkan, namun tetap harus ada sopan santunnya, ya. Jika ditraktir makan, mintalah si pentraktir untuk memilihkan menu untuk kamu. 


Dilarang protes apa pun yang dipesankan, kecuali memang berkaitan dengan gangguan kesehatan yang kamu miliki, misalnya gak ngopi karena hipertensi, maka tolaklah secara halus dan jelaskan alasannya dengan jujur.


Jika pentraktir menyerahkan pemilihan menu padamu, pilihlah menu dengan harga murah atau standar. Jangan memilih menu yang paling mahal, mentang-mentang sedang ditraktir/gratis.


Jika ditraktir bayar taksi atau menonton film, jangan lupa next time gantian kamu yang mentraktir temanmu itu.


5. Perhatikan Aturan Mengobrol

Ini nih, hal penting yang sering terlupakan. Jika kita sedang berbicara dengan teman, sering kita tidak sabar ingin segera menanggapi atau bertanya tentang sesuatu dalam topik pembicaraan kita.


Nah, perlu diingat bahwa kita harus menahan diri untuk tidak menginterupsi/memotong pembicaraan orang, jika tidak benar-benar darurat. Darurat di sini, contohnya ketika kita tidak memotong pembicaraan tersebut akan terjadi sesuatu yang mengancam jiwa, seperti memberitahu teman yang berbicara bahwa ada kendaraan bergerak ke arahnya dan kemungkinan akan menabrak dia, maka kita diperbolehkan memotong pembicaraannya.


Atau bisa juga, ketika kita kebelet buang air kecil, sementara teman kita masih berbicara panjang kali lebar kali tinggi, maka kita bisa segera memotong pembicaraan tersebut, agar tidak terjadi insiden toilet pindah ke tempat kita berbicara alias ngompol, hehe.


Untuk pembicaraan melalui telpon, selain kita tidak boleh memotong pembicaraan kecuali darurat, ada juga aturan menelpon orang lain.


Jika kamu menelepon orang lain, pada panggilan pertama tidak ada jawaban, maka kamu hanya boleh menelepon lagi berturut-turut maksimal 2 kali. Setelah 2 kali tetap tidak ada jawaban, maka hentikan. 


Pastinya orang tersebut punya alasan penting lainnya sampai dia tidak bisa menjawab teleponmu. Beri jeda waktu. Jika memang benar-benar penting, tentunya dia akan menelepon balik saat dia sudah tidak sibuk. Atau kamu dapat menelepon lagi selang 2 jam berikutnya.


Selain kedua aturan mengobrol di atas, ada 1 aturan lagi, yaitu tataplah orang yang sedang berbicara denganmu. Jangan berbicara dengan orang lain sambil memainkan ponselmu. Hal itu sangat tidak sopan. Saat berbicara dengan orang lain, beri respon di waktu yang tepat dan tidak menghakimi. Jangan lupa gunakan pilihan kata yang baik dan sopan, ya.


6. Beri Pujian di Depan Umum & Beri Kritik/Nasihat Secara Pribadi

Aturan satu ini masih juga banyak yang melanggar. Entah karena belum tahu, tidak sengaja karena kondisi dan situasi, atau memang sengaja melakukannya untuk tujuan tertentu. 


Bahkan ulama besar Imam Syafi'i pernah menuliskan,
"Nasihatilah diriku di kala aku sendiri.
Jangan kau nasihati aku di tengah keramaian.
Karena nasihat di muka umum adalah bagian dari penghinaan,
yang aku tak suka mendengarnya.
Jika kau enggan dan tetap melanggar kata-kataku ini,
maka jangan heran jika aku pun enggan mematuhi nasihatmu."

Dari quote itu kita bisa tahu, bahwa setiap manusia pasti enggan dinasihati di hadapan orang lain. Siapa pun dan apa pun alasannya, semua sama, enggan dipermalukan di muka umum.


Untuk itu, penting diingat bahwa jika ingin menasihati atau menyampaikan kritik, sampaikanlah secara pribadi, jangan di depan orang lain.


Di era zaman now ini, yang dimaksud muka umum sama saja dengan medsos ya. Jika memang ada informasi yang harus diluruskan, maka sampaikan pesan pribadi langsung pada orang yang dimaksud. Jangan menyampaikannya di grup WA, atau di postingan Facebook atau Instagram, dan sebagainya.


Hal ini berlaku sebaliknya terhadap pujian. Jika memang seseorang layak mendapat pujian, maka sampaikanlah di muka umum atau khalayak ramai. Karena pujian sifatnya positif, yakni membangun kepercayaan diri orang tersebut dan membuat orang lain bersemangat untuk meneladani kebaikan, kiprah, atau prestasi yang membuat dia layak menerima pujian.


Sebagai emak/bunda/ibu/mama/mami, pernah gak sih kadang kita kelepasan marah/ngomelin anak di hadapan orang lain/di luar rumah?


Saya pernah, biasanya marah/ngomelnya gak kenceng sih, dengan kode mata melotot dan bisikan-bisikan maut, hahaha. Sebenarnya ini sebuah kesalahan. Ya, namanya juga manusia tidak luput dari salah dan dosa, hiks.


Ketika sudah reda amarahnya, saya sering menyesal dan sedih mengingat raut wajah anak saya saat dimarahin. Ya, inilah salah satu kekurangan saya, kurang sabar. Kadang maksud saya ingin segera memberitahu kesalahan anak agar tidak terulang di kemudian hari, dan agar saya gak keburu lupa juga. Kalo sudah sampai rumah, tertumpuk dengan aktivitas lain, terus lupa mau menasihati apa. Jangan ditiru ya buibu, makemak, bubunda, mamama semua. Hahaha.


7. Beri Perlakuan Sama Baiknya pada Semua Orang

Ini maksudnya, kita tidak boleh membeda-bedakan orang ya. Apakah itu CEO perusahaan terkenal, petugas cleaning service, asisten rumah tangga, pedagang keliling, dokter, dan sebagainya, semua berhak diperlakukan secara baik, sopan, dan adil.


Jangan mentang-mentang sedang berbicara dengan seorang CEO lalu kamu melembutkan suara, menunduk dengan hormat, dan sebagainya. Namun ketika memperlakukan petugas cleaning service kamu bentak-bentak kasar, melotot, dan berlaku tidak sopan.


Kamu tidak akan turun derajat atau jabatan jika memperlakukan petugas cleaning service dengan baik, sopan, dan manusiawi. Justru kamu akan mendapat banyak teman dan menarik simpati orang-orang.


Siapapun itu, perlakukanlah dengan objektif, tidak berdasarkan jabatan, harta, kedudukan, apalagi ganteng atau cantiknya, hahaha. Jangan sampai ya.


Nah, itu dia 7 aturan sosial yang tak tertulis, namun cukup ampuh efek sanksinya jika terjadi pelanggaran. Semoga kita semua bisa istiqomah dan konsisten dalam mematuhi aturan itu, di mana pun serta dalam kondisi apa pun. Dan mengajarkannya pada anak keturunan kita semua. Aamiin Yaa Rabb.



Tulisan ini diikutsertakan dalam Challenge SETIP with Estrilook #day6




20 comments

20 comments

Silakan tinggalkan jejak melalui komentar di sini yaaa.
Terima kasih sudah mampir di Bundamami Story.
  • Mis Juli
    Mis Juli
    March 25, 2019 9:10 AM
    Asyiiik pencerahannya, kadang kita nggak peka akan hal-hal yang terjadi secara sosial di sini. Padahal aturan agama pergaulan nya cukup jelas, salah satunya jangan berbisik ketika ada orang ketiga, akan menyinggung perasaannya
    Reply
  • Elly Almayra
    Elly Almayra
    March 25, 2019 7:06 AM
    Sukaa, dan sangat lengkap informasinya. Terima kasih bunda untuk semua informasinya
    Reply
  • Tatiek Purwanti
    Tatiek Purwanti
    March 24, 2019 9:48 PM
    Keren dan lengkap ini mah. Setuju saya, Mbak. Walaupun tidak tertulis, hal-hal di atas sangat perlu diperhatikan dalam pergaulan. Dimulai dari kita sendiri, lalu tularkan pada orang lain yg belum tahu sehingga merrka menyadari. PR bersama memang ya, Mbak :)
    Reply
  • Siska Dwyta
    Siska Dwyta
    March 24, 2019 9:36 PM
    Tujuh aturannya mantap banget Mbak. Terutama yang poin satu itu, emang kelihatannya sederhana atau bahkan sepele sekali ya tapi sangt penting jika diterapkan. So sepertinya memang kita perlu belajar dari orang bule dalam menerapkan 3 magic word tsb.
    Reply
  • liesdiana
    liesdiana
    March 24, 2019 9:09 PM
    Kl ingin diterima oleh lingkungan, perlu sekali punya etika dalam bergaul
    Reply
  • Hastin Pratiwi
    Hastin Pratiwi
    March 24, 2019 9:05 PM
    Mantab tipsnya. Alhamdulillah saya termasuk orang yg perasa juga, jadi suka merhatiin yg beginian hehhee
    Terutama yg no 4, klo ditraktir temen aku milihnya harga yg murah memang :)
    Reply
  • Mega Rachma
    Mega Rachma
    March 24, 2019 9:03 PM
    Semua hal diatas intinya ke attitude yah bun. Gimana menempatkan good attitude disetiap situasi dan gak boleh egois karna kita kan hidup ga sendiri. Noted bun.
    Reply
  • Ludyah Annisah
    Ludyah Annisah
    March 24, 2019 6:26 PM
    Baca ini senang banget, andai semua orang punya manner dan paham attitude yang benar seperti ini. Baik itu baru kenal atau sudah dekat, karena mempertahankan suatu hubungan pertemanan itu bukanlah hal yang mudah. Setuju mbaa
    Reply
  • Ida Nurfitriana Minsanis
    Ida Nurfitriana Minsanis
    March 24, 2019 5:20 PM
    Setuju banget dengan aturan ini. Alhamdulillah selama ini saya berupaya menerapkannya dalam kehidupan sehari2. Jelas akan membuat kita nyaman dalam bergaul dan saling menghormati sesama😊🤗
    Reply
  • www.nanikkristiyaningsih.com
    www.nanikkristiyaningsih.com
    March 24, 2019 4:58 PM
    Benar mbak, saat mengobrol pun juga ada aturannya, ya mbak. Usahakan tidak memotong pembicaraan, saat sedang mengobrol.
    Reply
  • Muyassaroh
    Muyassaroh
    March 24, 2019 3:37 PM
    Kalau ketemu nanti saya akan tahu diri pas kamu traktir, Mbak..nggak akan minta nambah nasi deh beneran *saya bawa sendiri sama ricecooker-nya dr rumah kwkwk
    Reply
  • Dyah happydyah[dot]com
    Dyah happydyah[dot]com
    March 24, 2019 12:05 AM
    Makasiy masukannya utk etika bergaul.. Bener banget nih mba
    Reply
  • Novya Ekawati
    Novya Ekawati
    March 23, 2019 9:53 PM
    setuju mbak, sekarang banyak orang yang melanggar etika pergaulan ketika sedang ngobrol bersama. kadang aku suka risih juga mendengar atau melihat perlakukan orang-orang yang seenaknya gitu mbak..niatnya melucu tapi gak lucu
    Reply
  • Erin Herlina
    Erin Herlina
    March 23, 2019 9:41 AM
    Aku malah kalau ditraktir atasan karena suka pilih meni yang murah dan sedikit, sering diomelin mba. Katanya makan sesukamu, gak usah di tahan apalagi ada acara diet. Wkwkk... tetep saja si gak enak kalau beli menu yang harganya mahal
    Reply
  • Anggi Putri
    Anggi Putri
    March 22, 2019 11:09 PM
    Betul saya sendiri kurang nyaman kalau ada yang nanya soal hal-hal sensitif atau terlalu privasi
    Reply
  • keposeru
    keposeru
    March 22, 2019 5:15 PM
    Ah.. ini bener banget. Etika bergaul memang harus ada, seakrab apapun itu
    Reply
  • emje
    emje
    March 22, 2019 12:28 PM
    7 poin yang penting banget untuk diingat. Kudu dicatet baik2 nih.
    Reply
  • lithaetr
    lithaetr
    March 21, 2019 3:23 PM
    Sudah mulai luntur memang ya Bunda masalah sopan santun ini. Terima kasih ya Bun untuk kembali mengingatkan ☺
    Reply
  • Armita Fibriyanti
    Armita Fibriyanti
    March 06, 2019 5:49 PM
    Wah jadi diingetin lagi nih dengan aturan sosial gara-gara baca tulisan Mbak Devi, thanks yaa
    Reply
  • hikanara
    hikanara
    February 23, 2019 12:59 PM
    Benar sekali Bunda, dimanapun kita berada selayaknya bisa membawa diri.Tulisan Bunda sangat bermanfaat untuk itu.
    Reply