6c2y5xLulMkOYYgEXrgPjC5Lx3Je6RzEo1m3mFkw

Custom Post Signature

Bookmark

Tips Mudik Seru bersama si Kecil

Mudik Seru ke Jogja di Akhir Tahun

Assalamualaikum...
Tahun Baru, Semangat Baru!!!

Selamat tahun baru 2019. Semoga di tahun ini, segala hal berkembang menjadi lebih baik lagi. Semua target dan doa diijabah Allah. Aamiiin.


One Day One Posting

Mulai hari ini, selama bulan Januari 2019, insya Allah saya mau ikutan ODOP (One Day One Posting) dari Estrilook Community. Doakan semoga dimulai dengan baik dan berakhir dengan baik pula (gak menyerah di tengah jalan macam yang telah lalu, haha).

Semoga tujuan saya ikutan ODOP ini bisa tercapai, yakni produktif mengisi blog dengan hal-hal yang bermanfaat, membiasakan diri menulis setiap hari, mengasah kemampuan menulis saya, serta membantu manajemen waktu untuk menulis.

Postingan pertama di tahun 2019 ini, saya mau sharing tentang pengalaman perjalanan libur akhir tahun. Libur akhir tahun 2018 ini, tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, saya isi dengan mudik ke kampung halaman karena memang kampung halaman kami termasuk destinasi wisata yang cukup menarik untuk semua kalangan usia, yaitu Kota Jogja.


Mudik Jogja

Kami berangkat dari Jatinangor menuju Jogja pada tanggal 21 Desember 2018 dan kembali ke Jatinangor pada tanggal 30 Desember 2018. Banyak teman dan saudara di Jogja yang menanyakan kenapa liburannya sebentar dan tidak sekalian sampai tahun baru?

Pertimbangan kami, berkendara saat tahun baru kemungkinan kurang nyaman karena jalanan pasti padat merayap oleh pemudik dari arus mudik maupun arus balik mudik tahun baru. Oleh karena itu, kami memilih pulang ke Jatinangor sebelum tahun baru. Selain menghindari padatnya arus lalu-lintas, kami juga perlu mempersiapkan diri dan rumah sebelum aktivitas masuk kantor dan masuk sekolah dimulai pada 2 Januari 2019.

Saat kami sampai di rumah kembali pada 30 Desember 2018, kami masih punya waktu 2 hari untuk beres-beres rumah dan mengistirahatkan badan serta pikiran dari hiruk-pikuk euforia liburan akhir tahun di kampung halaman Jogja.

Kami berlima (saya, suami, si sulung, si bungsu, dan ayah saya/kakeknya anak-anak), 3 orang dewasa dan 2 bocah, berangkat ke Jogja, dengan segala persiapan dan barang bawaan bejibun. Makanya kami memilih untuk mengendarai mobil pribadi karena barang bawaannya itu lho, kayak mau pindahan, haha.


Strategi di Perjalanan Mudik

Salah satu strategi untuk perjalanan mudik kali ini, yaitu sengaja memulai perjalanan pada jam 1 dini hari. Harapannya, jalanan akan lancar, sepi, udara masih segar, dan anak-anak masih tidur nyenyak. Alhamdulillah ternyata benar. Jalanan masih sepi lancar dan anak-anak tenang dibuai mimpi, hehe.

Memasuki setengah perjalanan, anak-anak mulai kami bangunkan. Bersiap untuk turun, istirahat, sekaligus salat Subuh dan sarapan (mungkin lebih mirip sahur kali ya, hehe). Setelah salat Subuh, kami melanjutkan perjalanan dengan suasana meriah di dalam mobil. 

Oiya, untuk mengantisipasi agar anak tidak bosan/rewel saat berkendara dalam waktu lama ketika perjalanan mudik, berikut ini yang saya persiapkan:

1. Aneka mainan

Mainan di sini tentunya yang memungkinkan untuk dimainkan di dalam mobil, ya. Jadi, mainan yang enggak repot di-packing-nya. Jangan sampai di dalam mobil anak minta mainan busur panah, jangan dong ya, hahaha.

Untuk anak saya yang hobi banget main lego, saya melarang anak-anak bermain lego di dalam mobil. Kenapa? Karena bentuknya yang kecil itu membuat lego rawan jatuh dan terselip di antara kursi dalam mobil. Males banget kan kalau harus jongkok2 cari lego yang ternyata jatuh di bawa jok kursi mobil. Lego tetap boleh dibawa mudik, tapi dimainkannya saat sudah sampai di tujuan mudik. 


2. Camilan kesukaan

Nah, camilan ini jadi syarat wajib ada di dalam mobil, ke mana pun kami berkendara. Memang dasarnya semua suka ngunyah, meski berkendara dekat rumah pun, kami tetap butuh camilan, hahaha. 

Apalagi saat perjalanan mudik 8 jam, butuh banget nih aneka camilan dengan rasa yang bervariasi. Mulai dari rasa asin, pedas, manis, asem, sampai pahit. Untuk teksturnya, mulai dari camilan empuk seperti aneka cake dan bolu, camilan renyah/crispy seperti aneka kripik, chips, kacang, dll.

Oiya satu lagi camilan wajib suami saya saat perjalanan mudik, yaitu cabe rawit. Iya, beneran cabe rawit mentah. Cabe rawit ini ampuh banget mengusir kantuk saat menyetir di tol, hehehe.


3. Aktivitas favorit anak

Misalnya buku bacaan kesayangan, peralatan menggambar dan mewarnai, kertas origami, playlist musik kesukaan anak, sampai aneka tebak-tebakan, serta permainan seru yang memungkinkan untuk dimainkan di tempat duduk dalam mobil. 


Alhamdulillah tips dan cara di atas berhasil untuk kedua anak saya yang saat itu berusia 7 tahun dan 2 tahun. Mudik lancar, semua happy. 


Kebayang kan, kalau di dalam mobil ada dua bocah, pasti seru ramenya, ada yang nyanyi, tebak-tebakan, nanya macem-macem apa yang dilihat di perjalanan, sampai rebutan mainan dan cemilan. Semua keseruan itu berakhir menjelang jam tidur siang, karena saat mereka tidur, jadi sepi, hehehe.


Coba Rute Baru

Dalam perjalanan mudik kali ini, kami mencoba rute baru. Jika biasanya menggunakan jalur selatan, lewat jalan Daendels (Masuk di Kebumen dan keluar di Wates, Kulon Progo). Nah, kali ini kami mencoba jalan di sebelah selatan Daendels. Lokasinya tidak jauh berbeda dengan jalan Daendels, hanya agak sedikit ke selatan. Google maps menyebutnya Jalan Lintas Selatan. Karena memang posisinya yang berada di paling selatan, sangat dekat dengan area pantai selatan pulau Jawa.

Oiya, saat melewati suatu tempat yang bersejarah, (dibantu informasi hasil browsing di google) kami mencoba menjelaskan tentang sejarah atau cerita latar belakang tempat tersebut, misalnya tentang jalan Daendels ini. Jadi, harapannya perjalanan kami dapat menambah wawasan, manfaat, dan pengalaman berkesan untuk anak-anak.

Kami mencoba jalan tersebut karena mendapat info dari seorang teman. Kabarnya jalan tersebut baru dibangun dan masih mulus serta lebih nyaman karena masih sepi. Setelah kami coba, ternyata benar. 

Jalanan lebar, mulus terbentang, dengan pemandangan vegetasi khas pantai menghiasi di kanan kirinya. Sayangnya kami tidak turun untuk berfoto di jalanan tersebut, kami lebih memilih menikmatinya dari balik kaca jendela mobil. 

Wow, kami takjub, berasa nostalgia saat perjalanan Family Camping di Noosa, Brisbane, Queensland, Australia pada Januari 2015 silam, saat kami sekeluarga masih merantau di Brisbane.

Jarang-jarang ada jalanan mulus, rapi, dan sepi macam itu di Indonesia, jadi kami bisa memacu kendaraan hingga hampir 120km/jam, kayak di tol, ya. Semoga ke depannya, jalan lintas selatan ini tetap mulus, nyaman, dan terawat meski sudah banyak pengendara yang menggunakannya.


Penutup

Menjelang jam 1 siang Alhamdulillah kami sampai di tujuan, Jogja tercintaaaa... Berarti total perjalanan kami sekitar 12 jam, sudah termasuk beberapa kali mampir toilet sana sini.

Sebelum sampai rumah, kami mampir makan siang dulu, mengobati kangen Jogja dengan sajian soto bening khas Jogja dan Gudeg. Kelar makan siang, langsung cuss menuju rumah.

Sampai rumah, langsung bongkar muatan (barang-barang sudah berantakan, beneran mirip pindahan, haha). Sore menjelang, saatnya beristirahat sambil mengobrol santai dengan seluruh keluarga di Jogja dan update kabar ini itu. 

Perjalanan yang menyenangkan, Alhamdulillah lancar. Tinggal recharge energi untuk memulai petualangan selanjutnya esok hari. Tunggu kisah liburan kami esok hari ya.


*Tulisan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community Day 1. #odop #estrilookcommunity #day1

0

Post a Comment

Silakan tinggalkan jejak melalui komentar di sini yaaa.
Terima kasih sudah mampir di Bundamami Story.